PEKANBARU - Kedatangan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan ke Provinsi Riau, Rabu (2/3/2016) siang, tak hanya mengupas terkait anarkisme, radikalisme dan aksi teroris. Dia juga menyinggung tentang nostalgianya di Sungai Siak semasa kecil.

"Jaman saya kecil, Sungai Siak itu bersih, enak buat berenang, saya dulu tinggal di Rumbai sampai SMA di sini (Pekanbaru, red). Bahkan saya lebih pintar bahasa Minang ketimbang Batak," ujar Luhut memulai sambutannya, di gedung Hotel Labersa, Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Ini sebagai gambaran dari Menkopolhukam, bahwa Indonesia sangat pesat perkembangannya dari segala lini. Mengimbangi itu, dibutuhkan ketahanan segala aspek, baik program terkait anti-terorisme, dampak ekonomi yang dipicu oleh kekacauan oleh pelaku teror, peredaran narkotika, isu politik dan sebagainya. "Khususnya kelompok radikal ISIS," sebut dia.

Luhut menggambarkan, salahsatu dampak kekacauan oleh ISIS ini seperti yang terjadi disebagian kawasan Timur Tengah. "Begitu banyak konflik di sana, pertikaian makin parah dan secara bersamaan membuat harga minyak turun. Kekacauan ini yang sedang diekspor ke Indonesia. Kita harus waspada," urainya.

Atas alasan ini, Luhut mengumpulkan sejumlah orang-orang penting di Riau, mulai dari perangkat desa hingga pemerintahan, kepolisian, TNI, tokoh agama, tokoh masyakarat dan lainnya. "Semua harus paham duduk masalahnya. Sehingga bisa mengantisipasi dengan cepat," katanya.

Luhut juga berjanji, akan menyampaikan segala macam polemik yang terjadi di Riau, yang dapat menghalangi program ini berjalan. "Tidak boleh ada kendala. Semuanya harus kita carikan solusi agar tercipta keamanan di masyarakat," pertegas Luhut panjang lebar. ***