PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Rokan Hilir, Zulkifli Indra meminta PT Pertamina Hulu Rokan memperhatikan aset-aset yang dulu pernah terbengkalai selama pengelolaan Blok Rokan oleh Chevron.

Hal tersebut disampaikan Politisi Demokrat ini saat Komisi V DPRD Riau menggelar silaturahmi dengan PT Pertamina Hulu Rokan di Kantor Pertamina, Duri, Jumat (17/9/2021).

Mantan birokrat senior ini bercerita, ketika dia melaksanakan reses di beberapa titik di Dapilnya, ada salah satu jalan yang rusak parah, dan diketahui jalan itu dulunya milik Chevron sewaktu masih bernama Caltex.

"Lokasinya itu di Sekapas, Kecamatan Rantau Kopar. Jalan ini dibuka oleh Chevron, lebarnya sekitar 6 meter, dan panjangnya sekitar 2,5 Km. Dulu sempat di base sama Chevron, tapi karena tak dipelihara, jadi rusak, kalau sudah hujan bisa tenggelam motor," jelasnya.

GoRiau Warga saat melintasi jalan.
Warga saat melintasi jalan.

Kondisi jalan tersebut, katanya, sangat parah, bahkan sekitar 200 KK masyarakat yang tinggal di daerah tersebut tidak bisa keluar dari kampungnya jika hujan lebat membasahi jalan mereka.

Buruknya kondisi jalan tersebut juga berimbas kepada sektor perekonomian masyarakat, dimana masyarakat tidak bisa menikmati harga sawit yang saat ini sedang tinggi-tingginya karena terpotong biaya angkut.

"Jadi, untuk mengangkut sawit di kampung itu, sawit dilansir pakai motor, nanti mobil pick up atau truk menunggu di jalan aspal. Sawit disana memang kualitasnya kurang bagus juga, karena tanahnya rawa. Saat sawit di daerah lain bisa sampai Rp 2ribuan, disana hanya seribuan," terangnya.

Kemudian, lanjut Zulkifli, aset-aset Chevron juga banyak yang terbengkalai, misalnya tiang listrik untuk mensuplai produksi minyak. Dimaan, sekarang produksi minyak disana tidak ada lagi sehingga banyak kabel-kabel listrik yang dicuri.

"Yang mencurinya bukan warga sana, menurut warga disitu dicuri oleh orang-orang dari luar. Belum lagi kita bicara pipa-pipa yang tak terpakai, baut-bautnya juga banyak yang hilang," tambahnya.

Zulkifli tak memungkiri, ada pipa-pipa yang memang saat ini berproduksi melintasi kawasan tersebut, yaitu aliran minyak yang stasiunnya berada di Desa Sintong. Tapi khusus daerah ke Sekapas, aliran minyak sudah tidak ada lagi.

Selain itu, ada juga peninggalan Chevron berupa kolam bekas pembuangan limbah dan jumlahnya sangat banyak sekali. Masyarakat meminta itu supaya bisa dijadikan kolam penangkaran ikan.

"Jadi, dengan peralihan ke PHR, kita harap ini bisa menjadi perhatian," tutupnya.

Sementara itu, Corporate Affair PHR, Sukamto Thamrin, mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hal ini dengan mengkaji kembali apakah aset yang pernah dikelola Chevron itu masih terpakai atau tidak.

"Kita evaluasi dulu, kalau tak terpakai akan dihibahkan ke pemerintah tapi kalau masih terpakai nanti kita kerjasamakan dengan pemerintah," katanya. ***