PEKANBARU - Setelah berorasi satu jam lebih, ratusan massa yang berasal dari masyarakat Desa Koto Aman, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Riau, sempat menghadang rombongan Gubernur Riau Syamsuar yang hendak keluar dari Gedung DPRD Riau usai menghadiri rapat paripurna, Senin (11/3/2019) siang.

Namun aksi tersebut langsung digagalkan oleh pihak kepolisian. Situasi pun sempat tegang dan ricuh saat masyarakat dan polisi saling dorong.

Melihat situasi yang memanas, Kapolda Riau, Brigjen Pol Widodo Eko Prihastopo pun langsung mengambil alih dan memimpin pasukannya untuk membubarkan hadangan massa.

Di hadapan pendemo, Widodo menuturkan, bahwa demo tidak boleh anarkis. Meskipun demo tidak dilarang, tetapi masyarakat harus mematuhi aturan dan saling menghargai.

"Demo itu ada aturannya, demo harus saling menghargai. Kalau ada yang menghalangi, tangkap," tegasnya.

Kapolda yang menjabat sejak 13 Agustus 2018 lalu ini bahkan menantang masyarakat untuk membuat laporan soal kasus lahan masyarakat Desa Koto Aman tersebut. Sebab, ia ragu demo tersebut murni dari masyarakat tanpa ada orang lain dibaliknya.

"Saya ragu, kalian ini disuruh orang. Kalau mau cepat selesai tanpa ada ricuh, mudah. Saya tantang 10 atau 15 orang perwakilan masyarakat Koto Aman dan buat laporan langsung. Ini karena saya tahu permasalahannya," tegasnya.

"Ada yang berani? Ayo lapor ke Polres atau Polda, saya tunggu," tantangnya.

Setelah mengatakan hal tersebut, Kapolda pun pergi. Sementara masyarakat Desa Koto Aman lebih memilih tetap berada di gedung DPRD. ***