JAKARTA - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla atau JK menceritakan kedekatannya dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sebab kedekatan tersebut, JK kerap memberi kritik dan saran kepada Anies.

"Ya kami dekat, karena pernah menjadi menteri (di masa pemerintahan Jokowi-JK), sama-sama HMI walaupun saya jauh lebih senior. Waktu di Universitas Paramadina, dia rektor dan saya dewan pembina," ujar JK dalam wawancara dengan Tim Majalah Tempo di kediamannya, bilangan Brawijaya, Jumat, 25 Juni 2022.

JK juga mengaku kerap memberikan masukan kepada Anies sebagai gubernur, terutama di tahun terakhir pemerintahannya ini. "Saya bilang, kalau orang ingin dinilai di republik ini, itu dinilai bagaimana kerjaannya selama menjabat. Jadi bukan berpidato, kampanye kemana-mana, tetapi sebagai gubernur you buat apa?" ujar Jusuf Kalla.

Menurut JK, Anies mendengar berbagai masukan darinya dan belakangan sudah terlihat fokus menunjukkan berbagai hasil kinerjanya. "Harus begitu. Jangan pergi pidato, belum waktunya kampanye. Tunjukkan dulu Anda bisa bikin apa?" ujar dia.

Di luar itu, Jusuf Kalla mengaku tidak ikut campur urusan Anies soal calon presiden atau bagaiamana cara mendapat tiket Pilpres 2024. "Dia tahu sendiri lah kalau itu," ujar dia sambil tertawa.

Dengan elektabilitas Anies yang berada di peringkat tiga teratas di sejumlah lembaga survei, JK menilai terbuka peluang bagi Anies dilirik partai-partai untuk diusung menjadi calon presiden. Sejauh ini, ada Partai NasDem yang sudah terang-terangan merekomendasikan Anies sebagai salah satu bakal calon presiden di Pilpres 2024.

"Sekarang ini kan ada yang punya partai, tapi tidak punya elektabilitas. Ada yang punya elektabilitas, tapi tidak punya partai. Bagaimana menggabungkan itu? Ini bukan pekerjaan mudah, karena itu tiap hari ada pertemuan-pertemuan. Jadi harus ada gabungan partai dengan calon yang memiliki elektabilitas," ujar JK.***