PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Ruas jalan negara Lintas Timur kondisinya semakin memprihatinkan. Titik terparah yang dipenuhi lobang besar mengangah berada di kawasan Sorek Satu, Kecamatan Pangkuras hingga ke Ibukota Kabupaten Pelalawan, Pangkalan Kerinci. Sehingga dengan kondisi itu, tak jarang mobil-mobil yang melintas terperosok ke dalam lobang yang mengakibatkan kerusakan fatal pada kendaraan tersebut. Ketidakseriusan instansi terkait dalam mengatasi kerusakan ruas jalan itu, berakibat pada timbulnya kecelakaan yang berakibat kematian di jalan raya semakin meningkat.

Menyikapi persoalan tersebut, Wakil Ketua Komisi C DPRD Pelalawan yang membidangi pembangunan infrastruktur, Eka Putra, tatkala melakukan rutinitas setiap harinya, berangkat dari kediamannya Bandar Petalangan menuju Pangkalan Kerinci, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kondisi jalan negara itu. Ditegaskan politisi Golkar itu, kerusakan badan jalan semakin mengkhawatirkan, sementara perbaikan yang dilakukan instansi terkait terkesan tidak serius dan tidak secara menyeluruh.

"Kita meminta kepada Pemprov Riau agar secepatnya mengusulkan perbaikan badan jalan lintas Timur, khususnya di wilayah Kabupaten Pelalawan, kepada Pemerintah Pusat. Melihat kondisi ruas jalan yang dipenuhi lobang besar mengangah, sangat membahayakan para pengendara. Selain menyebabkan kerusakan pada kendaraan, keselamatan pengendara juga dalam ancaman maut," ujar Eka Putra, Rabu (13/3/2013).

Menurut Eka, keberadaan Jembatan Timbangan untuk meminimalisir dan menertibkan kendaraan sejumlah perusahaan pengangkut kayu yang diyakini melebihi tonase, sama sekali tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

"Jika keberadaan Jembatan Timbangan di Desa Terantang Manuk, tidak bisa melakukan penertiban terhadap muatan kendaraan pengangkut kayu, sebaiknya ditutup saja. Karena sejak berdiri Jembatan Timbangan tersebut, kerusakan badan jalan semakin meningkat saja, sama sekali tidak menekan dan menertibkan muatan kendaraan yang melintas," tegas Eka Putra.

Ditambahkan lagi oleh mantan Ketua Komisi B itu, jika pihak sejumlah perusahaan pengangkut kayu yang dinilai melebihi tonase dari kelas jalan, merasa enggan dan membangkang untuk ditertibkan, sementara kontribusi dan sharing dana untuk perbaikan badan jalan tidak ada. Eka menyarankan agar perusahaan itu membangun jalan lain.

"Jika perusahaan merasa enggan untuk ditertibkan muatannya, silahkan mereka bangun jalan lain. Pasalnya, berdasarkan keterangan dari petugas Jembatan Timbangan di Terantang Manuk, yang saya baca di media massa. Petugas Timbangan menyebutkan bahwa kendaraan pengangkut kayu milik sejumlah perusahaan itu tidak mau muatannya dibongkar. Nah, ini artinya akan menyulut emosi masyarakat banyak, jika petugas Dinas Perhubungan di Jembatan Timbangan tidak mampu untuk melakukan penertiban, kita bersama masyarakat yang akan turun kelapangan,"pungkasnya.

Sementara itu, Asosiasi Masyarakat Peduli Jalan Lintas Timur yang menamakan diri AMAL, melalui Ketua Umum, Izun didampingi Koordinator Lapangan Khosni Mubarak, mengatakan, instansi terkait baru akan berbenah melakukan aksi dilapangan, jika adanya pressure dari masyarakat.

"Sewaktu kita melakukan aksi damai di jalan Lintas Timur beberapa waktu yang lalu, memang saat itu pihak terkait, seperti Dinas Perhubungan Provinsi Riau secara rutin menggelar razia dan penertiban mauatan yang melebihi tonase di Jembatan Timbangan. Begitu juga dengan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau, rutin melakukan perbaikan badan jalan yang berlobang. Namun, aksi nyata tersebut, baru mereka lakukan jika ada tekanan dari masyarakat, jika tidak ada desakan, ya adem ayem seperti sekarang ini," ungkap Izun.

Ditegaskan Ketua AMAL, dalam waktu dekat ini pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan masyarakat pecinta lintas timur. Jika pemerintah tetap tidak peduli untuk melakukan perbaikan ruas jalan, begitu juga dengan keberadaan Jembatan Timbangan tidak melaksanakan fusngsinya, AMAL berencana akan melakukan aksi penertiban lagi.

"Saat ini kita tengah melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan teman-teman AMAL. Jika telah tercapai kesepakatan bersama, AMAL akan turun lagi ke jalan untuk melakukan penyegelan Jembatan Timbangan sekaligus menahan armada perusahaan yang melebihi tonase itu," pungkasnya. (ilm)