SELATPANJANG - Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan MSi geram karena kembali terjadi penelantaran ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Pelabuhan Tanjung Harapan Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau. Karena itu, bupati mendesak Gubernur Riau kembali membuka jalur pelayaran Melaka - Dumai dan Melaka - Bengkalis untuk kepulangan TKI agar tidak setiap hari terlantar di Meranti akibat tidak mendapatkan kapal pulang ke daerah masing-masing.

Seperti diketahui Sabtu (28/3/2020) sebanyak 142 TKI kembali terlantar di Selatpanjang. Mereka tiba dari Tanjungbalai Karimun menumpang feri MV Batam Jet dan MV Dumai Line Sabtu sore. Para TKI ini tidak dapat melanjutkan perjalanan karena kapal tujuan Dumai, Bengkalis dan Buton sudah tidak tersedia lagi. Sehari sebelumnya 123 TKI juga bernasib sama.

Sudah dua hari ini para TKI yang terlantar diurus Pemkab Meranti. Mereka terpaksa ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kepulauan Meranti untuk bermalam dan disediakan makan minum hingga pemeriksaan kesehatan karena para TKI ini masuk kategori orang dengan risiko (ODR) Covid-19 karena datang dari daerah terpapar, Malaysia.

Hal inilah yang membuat Pemkab Kepulauan Meranti kewalahan. Selain tidak memiliki fasilitas khusus penampungan TKI, Pemkab Kepulauan Meranti juga tidak memiliki anggaran khusus mengurus TKI tersebut. Sebagaimana diketahui, fasilitas penampungan dan pengurusan kepulangan TKI ini tersedia di Dumai sebagaimana ditetapkan pemerintah pusat.

"Kita mendesak ada kebijakan Pak Gubernur Riau menghentikan ''pembuangan'' atau penelantaran TKI di Meranti ini. Segera buka kembali jalur pelayaran Malaysia (Melaka) ke Dumai dan Bengkalis agar TKI tidak telantar di sini setiap hari," tegas Bupati Irwan Sabtu malam.

Dengan membuka kembali jalur pelayaran Malaysia ke Dumai dan Bengkalis, akan memberi ruang bagi Pemda setempat mengelola warganya terutama dalam mengantisipasi penularan Covid-19. Selain itu, TKI dari daerah lainnya bisa langsung pulang menggunakan angkutan darat ke daerah masing-masing.

Saat ini jalur kapal Melaka ke Dumai dan Bengkalis telah ditutup oleh Gubernur Riau. Efeknya, para TKI menggunakan jalur kapal Kukup Malaysia ke Tanjungbalai Karimun. Setibanya di Karimun, mereka pun naik kapal ke Kepulauan Meranti dan berbaur dengan penumpang domestik dari Batam dan Tanjungbalai.

"Jika begini terus, masyarakat Meranti tidak terima, karena mereka sangat khawatir. Kedatangan TKI yang tidak terurus ini membuat daerah kami sangat berisiko tertular Covid-19 secara masif. Para TKI ini hanya transit di Tanjungbalai Karimun, lalu ke Selatpanjang menggunakan feri domestik reguler sehingga berbaur dengan penumpang lokal," tegas Irwan dengan nada tinggi.

Seharusnya, sambung Irwan, para TKI itu diurus dengan layak oleh pihak terkait bekerjasama dengan Pemda masing-masing. Terlebih di tengah wabah Covid-19 ini, aspek kesehatan para TKI perlu dicek serius dan dilakukan karantina.

"Sekarang mereka tidak diurus. Mereka pulang secara mandiri dan menumpang kapal umum sehingga berbaur dengan penumpang domestik. Ini sangat-sangat rawan terjadi penularan dan jika terjadi, upaya kita men-tracing penularan semakin sulit," jelas Irwan.

Adapun rincian TKI yang telantar tersebut adalah warga Bengkalis sebanyak 94 orang, warga Dumai 29 orang, warga Pekanbaru 12 orang, warga Siak 4 orang, warga Rohul 2 orang, dan warga Provinsi Sumbar 1 orang. Mereka dijadwalkan akan menuju ke daerah masing-masing-masing menggunakan kapal feri reguler MV Batam Jet dan MV Dumai Line tujuan Bengkalis dan Dumai, Minggu (29/3/2020) sekitar pukul 11.00 WIB. ***