PEKANBARU - Pasca pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Pekanbaru Riau, pemerintah kota mulai menyalurkan bantuan sembako untuk warga. Namun Forum RT dan RW justru menolak dengan alasan jatah yang diberikan untuk warga tak sesuai dengan data yang diajukan.

''Kita hari ini menerima bantuan sembako dari Pemko Pekanbaru. Tapi insyaallah malam ini juga bantuan sembako kita kembalikan ke kelurahan," kata Ketua RT 11 RW 27 Kelurahan Sialang Mungu, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Sukmawadi, kepada detikcom, Minggu (26/4/2020).

Sukmawadi menjelaskan, alasan bantuan sembako ini dikembalikan karena dianggap tidak sesuai dengan data penerima yang diajukan ke Pemko. Dia menyebutkan dari 104 Kepala Keluarga (KK), yang diajukan menerima bantuan sembako sebanyak 95 KK.

''Warga datang sendiri ke rumah saya minta agar KK-nya dimasukkan dalam penerimaan sembako. Jadi saya data dan saya ajukan ke Pemko. Tapi hari ini penerima sembakonya hanya untuk 5 KK saja,'' kata Sukmawadi.

Dia menjelaskan masing-masing RT hanya mendapat 5 paket sembako dari Pemko. Kondisi ini, menurut Suwandi, tidak memungkinkan sembako itu untuk dibagikan ke warga.

''Di tempat saya umumnya warga bekerja harian lepas dan pedagang kaki lima. Selama penetapan PSBB ini banyak warga saya tak kerja, pedagang juga tak berjualan,'' kata Sukmawadi.

Jatah sembako yang terbatas, katanya, lebih baik dikembalikan. Menurut Sukmawadi, hal itu lebih baik daripada terjadi keributan di tengah masyarakat.

"Daripada warga ribut gara-gara hanya 5 paket sembako, lebih baik kita kembalikan," katanya.

Sukmawadi menyebut Forum RT/RW di kelurahannya sudah sepakat untuk mengembalikan semua sembako itu. Sukmawadi mengatakan pihaknya juga belum mengetahui isi paket sembako tersebut.

''Kami sudah buat surat pernyataan untuk mengembalikan paket sembako ini. Ada 114 RT mengembalikan sembako tersebut. Jadi forum RT dan RW semuanya sepakat untuk dikembalikan, kami pun tak tahu apa isi dalam paket sembako tersebut,'' kata Sukmawadi. ***