PEKANBARU  - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, mengobati satu ekor gajah betina yang tidak sehat, dimana gajah tersebut terlihat kurus dan tidak nafsu makan.

Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara, menceritakan, informasi soal gajah tersebut berawal dari laporan anggota Intel Kodim 0302 Indragiri Hulu.

Tim Seksi Konservasi Wilayah I, Pangkalan Kerinci menerima laporan bahwa gajah tersebut masuk ke dalam kebun sawit milik masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Desa Pontian Mekar (SP 4), Kecamatan Lubuk Batu Jaya,  Kabupaten Indragiri Hulu.

Keesokan harinya, yakni Jumat (22/10/2021), Tim Resort Kerumutan Selatan telah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan lapangan. Tim bersama Kades Pontian Mekar dan masyarakat menemukan seekor gajah liar dewasa betina, kurus dan dalam kondisi lemas.

Disampaikan Fifin, di sekitar lokasi tersebut tampak gajah tersebut memuntahkan batang dan pelepah sawit yang dimakannya. Tim segera melaporkan hasil investigasi lapangan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis satwa yang dilindungi termasuk Gajah Sumatera ini.

"Kita langsung turunkan tim medis untuk melakukan tindakan medis dan berkoordinasi dengan Balai TNTN. Sementara tim di lapangan bersama masyarakat melakukan penjagaan dan pemantauan terhadap satwa tersebut sambil menunggu Tim medis Balai Besar KSDA Riau dan Tim Balai TNTN datang," kata Fifin, Kamis (28/10/2021) dalam rilis yang diterima GoRiau.com.

Keesokan harinya, Sabtu  (23/10/2021) tim medis Balai Besar KSDA Riau dan Tim Balai TNTN sampai di lokasi, Tim gabungan segera melakukan pengobatan Gajah liar sakit tersebut, gajah mula-mula dilakukan pembiusan, identifikasi dan pemeriksaan.

Dari hasil pemeriksaan, diketahui gajah liar ini berjenis kelamin betina, berumur sekitar 30 tahun, tinggi 217 cm dan berat badan lebih kurang 2 ton. Tim juga menemukan pembengkakan dan luka terbuka pada bagian organ reproduksi luar, serta ditemui ada larva/ulat dibagian tersebut.

GoRiau Tim medis saat membersihkan al
Tim medis saat membersihkan alat reproduksi gajah.
"Tim langsung melakukan pembersihan luka dan pemberian obat topikal pada daerah luka, pengambilan sampel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan Gajah secara umum, dan sample darah akan dikirim ke laboratorium," lanjut Fifin.

Setelah dilakukan pengobatan, Tim medis segera menyadarkan satwa dan melepasliarkan kembali ke habitatnya sambil melakukan pemantauan dan pengamatan pergerakan satwa untuk mengetahui kondisi selanjutnya. Gajah terlihat bergerak lebih gesit dari sebelum pengobatan.

Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar, mengatakan, Tim Patroli Yayasan TNTN dari Desa Lubuk Kembang Bunga sudah berpatroli untuk mengetahui kondisi gajah betina yang telah diobati itu.

"Tapi tim tidak menjumpai tanda tanda terbaru dari gajah liar tersebut dari titik pengobatan. Berdasarkan informasi warga, gajah liar tersebut sudah mengarah ke hutan tersisa kawasan Balai Taman Nasional Tesso Nilo sekitar Bukit Apolo dan pondok Kompe," tuturnya.

Selanjutnya, tim akan melakukan pemantauan kembali untuk memastikan Gajah liar sumatera tersebut benar-benar pulih dan aman serta kembali ke habitatnya di kawasan Taman Nasional Teso Nilo. ***