SURABAYA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyalla Mahmud Mattalitti menegaskan bahwa ketersediaan pangan yang memadai dengan harga stabil harus diwujudkan demi kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, Kadin berupaya membantu mewujudkannya melalui berbagai langkah yang dilakukan.

"Kami sangat mengapresiasi terhadap upaya pemerintah untuk mewujudkan stabilitas pangan dalam negeri. Dalam hal ini, kami juga akan bersama-sama membantu karena ketersediaan pangan dengan harga yang stabil tidak akan tercipta jika hanya pemerintah yang bergerak. Petani, pengusaha dan pemerintah harus bersinergi dan berkomitmen untuk mencapainya," tegas La Nyalla Mahmud Mattalitti saat dikonfirmasi di Surabaya, Rabu (7/11/2018).

Dijelaskan La Nyalla, ada beberapa langkah yang tengah dilakukan Kadin Jatim dalam mewujudkan keinginan tersebut, utamanya dalam hal off farm atau pasca panen, mulai dari proses pengolahan, pengemasan hingga distribusi. Apalagi secara nasional, Kadin Pusat juga telah mendapatkan mandat dari Menteri Pertanian untuk melakukan stabilisasi harga pangan di tingkat nasional.

"Langkah yang dilakukan Kadin Jatim adalah sebagai kepanjangan tangan dari keinginan tersebut. Dan kami sangat berharap, melalui upaya yang kami lakukan ini akan berguna bagi masyarakat secara luas," ujar La Nyalla yang saat ini sedang calonkan diri sebagai Wakil Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Jatim tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Kadin Jatim, Adek Dwi Putranto bahwa komitmen Kadin untuk mewujudkan stabilitas harga pangan adalah sebagai upaya Kadin Jatim untuk ikut bersama-sama menyejahterakan masyarakat secara luas.

Untuk peningkatan kualitas pangan yang akan dijual, Kadin telah bekerjasama dengan BPOM. Kerjasama tersebut terkait pelatihan tentang bagaimana cara mengolah produk sesuai dengan aturan dan standar yang ada, bagaimana memproduksi pangan sehat dan juga tentang pengemasan atau packaging.

"Kami telah mengagendakan untuk mengumpulkan sekitar 200 UKM dari seluruh Jatim yang akan kami latih. Nantinya mereka akan menjadi kepanjangan tangan kami untuk mengajarkan apa yang telah mereka dapat kepada teman-teman sesama UKM," jelas Adek saat menjadi narasumber dalam acara Simposium Kemandirian & Kedaulatan Pangan dengan tema 'Penyediaan Pangan Murah & Berkualitas' yang digelar oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, kemarin.

Sementara dalam hal distribusi, saat ini Kadin Jatim tengah menggodok mekanisme penjualan produk pertanian berbasis online atau melalui e-commerce.

"Kami sedang membangun perangkatnya. Dengan demikian, rantai distribusi akan terputus. Jika sebelumnya petani harus menjual hasil pertanian ke tengkulak, maka sekarang mereka bisa langsung menjual melalui web yang kami sediakan. Pada akhirnya, harga yang diterima petani juga akan tinggi," ujarnya.

Selain penjualan secara online, secara periodik Kadin Jatim juga selalu menyelenggarakan pertemuan business to business (b to b) antara pengusaha Jatim dengan pengusaha luar Jatim. Dan hingga saat ini, transaksi antar pengusaha masih terus berjalan.

Apalagi saat ini Jatim menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan kontribusinya yang cukup besar. Untuk produksi padi di Jatim surplus 4,9 juta ton, jagung surplus 6,2 juta ton, ubi kayu surplus 2,9 juta ton, dan ubi jalar surplus 135 ribu ton.***