PEKANBARU- Ketua Umum DPP Perkumpulan Masyarakat Tranmigrasi (Permata) Yana Achbarie mengatakan, keberadaan organisasi Permata bertujuan untuk membantu program nawacita pemerintahan Presiden Jokowi, khususnya yang berhubungan dengan masyarakat tranmigrasi di sejumlah daerah di Indonesia.

"Provinsi Riau merupakan daerah ketiga setelah Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara dikukuhkannya DPW Permata. Lahirnya Permata ini untuk membantu program nawacita Presiden Jokowi," kata Yana, usai mengukuhkan DPW Permata Provinsi Riau yang diketuai Suroto di Hotel Mayang Garden, Pekanbaru, Sabtu (29/4/2017).

"Tentunya keberadaan Permata di Riau ini mampu menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat tranmigrasi. Masalah yang sering muncul sengketa lahan warga dengan perusahaan. Selain itu, Permata hendaknya juga ikut serta mengawasi jalannya roda pembangunan di Riau, sebagai pendamping dan bekerjasama dengan pihak lainnya," kata Yana kepada GoRiau.com.

Deputi Kantor Staf Presiden Tatang B Tama mengatakan, keberadaan Permata diharapkan mampu melakukan pengawasan sebagai fungsi pendamping terhadap program-program pemerintah di daerah, termasuk di Provinsi Riau.

"Sebagai relawan, Permata mampu menjadi mata, telinga, kaki dan tangan Presiden, sebab mereka yang lebih tahu persoalan-persoalan di lapangan. Tentu kita harapkan peran Permata ini bisa dijalankan di Riau, dengan ikut berpartisipasi terhadap masalah di masyarakat. Hindari konflik, karena kita bisa mediasi, apalagi punya akses langsung ke Pak Presiden melalui saya," jelasnya.

Gubernur Riau diwakili Kadis PU Dadang Eko Purwanto menilai, pemerintah provinsi Riau di bawah kepemimpinan Arsyadjuliandi Rachman begitu peduli dengan masyarakat, termasuk warga tranmigrasi di sejumlah daerah di Riau.

"Pak Gubri sangat peduli dengan masyarakat tranmigrasi, baru-baru ini juga dibangun puluhan rumah untuk warga tranmigrasi di Kabupaten Inhil. Melihat komitmen Pak Gubri, sudah sepantasnya beliau menerima penghargaan dari Permata," kata Dadang.

Ketua DPW Permata Riau Suroto mengatakan, dari 6 juta lebih jumlah penduduk Riau, terdapat sekitar 30 persen merupakan masyarakat tranmigrasi. Di era orde baru, program tranmigrasi berkembang dengan pesat, termasuk di Provinsi Riau. Namun, setelah era reformasi, program ini mulai meredup karena adanya otonomi daerah.

"Jadi, kami bukan perantau tapi sudah hijrah ke Riau. Bumi Lancang Kuning adalah kampung kami dan selama ini turut serta dalam pembangunan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dikunjung, itulah motto organisasi Permata Riau ini," ujarnya, disambut tepuk tangan ratusan undangan yang hadir.

Dengan dikukuhkannya DPW Permata Riau, lanjut Suroto, pihaknya segera membentuk pengurus Permata di 12 kabupaten/kota di Riau.

"Setelah semua DPC Permata terbentuk di 12 kabupaten/kota, kemudian kita akan mendata semua masyarakat tranmigrasi yang ada di Riau untuk dimasukan sebagai anggota. Saya berharap, keberadaan Permata di Riau dapat membantu program pemerintah, khususnya menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat tranmigrasi," pungkasnya.***