PALEMBANG - SH (12), gadis berusia 12 tahun di Palembang, Sumatera Selatan, melaporkan ibu kandungnya, Usnah alias Aysia (30), ke Polrestabes Palembang. Siswi SMP itu menuduh ibunya melakukan penganiayaan.

Dikutip dari Viva.co.id, pada Jumat (2/12/2922), Aysia (30), memenuhi panggilan penyidik Polrestabes Palembang. Polrestabes Palembang memanggil kedua belah pihak, untuk dimediasi.

Dalam mediasi ini, terungkap jika kedua belah pihak ingin menempuh jalur damai. Akan tetapi, Aysia sebagai terlapor harus membayar uang kompensasi sebesar Rp12 juta.

"Iya, saya dimintai uang Rp12 juta untuk damai. Yang minta itu pamannya (paman SH)," katanya.

Aysia menuturkan, dirinya dan putri kandungnya itu memang sudah lama tidak tinggal bersama. Menurut Aysia, anaknya juga melaporkan dirinya atas kehendak dari pamannya.

"Yang menyuruh membuat laporan tersebut ialah pamannya. Karena saya dan pamannya itu memiliki hubungan yang tidak baik, terlebih kami sudah lama tidak tinggal bersama," ujarnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Haris Dinzah, mengatakan pihaknya memanggil kedua belah pihak agar dapat menempuh jalur damai. Apalagi keduanya memiliki ikatan keluarga.

"Kita memanggil keduanya dan berusaha untuk memediasi," ujar Dinzah.

Sebelumnya, seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Palembang melaporkan ibu kandungnya ke polisi. Sang anak melayangkan laporan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Palembang lantaran tak terima dimarahi ibunya, terkait gaya pacaran yang kebablasan.

Terungkapnya laporan ini usai sang ibu meluapkan kekecewaannya dengan curhat di media sosial TikTok. Si ibu memergoki anaknya berpacaran dengan cara chat yang vulgar. Hingga berujung pada pelaporan atas dugaan tindak kekerasan.

Laporan siswi SMP pun kemudian beredar luas dan viral di media sosial. Salah satu akun media sosial yang memposting curhatan si ibu ialah akun Instagram @igtainmenttt. Dalam unggahannya, ibu ini menceritakan kronologi awal sang anak ketahuan berpacaran. Sang ibu mengaku sempat memarahi serta memberikan pelajaran kepada anak perempuannya, yang dianggap telah berpacaran kelewat batas.***