PEKANBARU - Sejumlah warga di Pekanbaru dibuat kaget ketika tagihan listrik di rumahnya mendadak naik ratusan persen untuk bulan Mei 2020.

Hal ini seperti dirasakan Herman, salah seorang warga jalan Cipta karya, Kecamatan Tampan. Ia mengaku kaget sebab tagihan listriknya untuk bulan Mei mendadak naik 200 persen jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Pas saya cek tagihan listrik bulan ini mencapai Rp940.000 padahal biasanya hanya bayar Rp350 ribu perbulan. Ini mencekik rakyat namanya," cetus Herman, kepada wartawan, Kamis (5/6/2020).

Dijelaskan Herman, kenaikan ini dinilainya tidak wajar sebab kenaikan mencapai 200 persen. Padahal, selama Covid-19 justru penggunaan listrik di rumahnya malah lebih sedikit dari hari biasa.

"Saya punya usaha kecil-kecilan di rumah, bikin kue. Tapi karena pandemi ini jualan tidak begitu laris akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan usaha. Seharusnya tagihan listrik lebih sedikit tapi kenapa bertambah banyak sekarang," sebutnya lagi.

Hal senada juga dikatakan, Erna, warga Kecamatan Rumbai, Ia mengaku kenaikan pembayaran listriknya malah lebih 200 persen, padahal katanya penggunaan listrik yang ia gunakan sama seperti bulan-bulan sebelum Mei.

"Biasa aja seperti mesin cuci, mesin air, penanak nasi, kulkas dan kipas angin. Memang ada AC cuma jarang digunakan. Biasa kena cuma Rp400.000 ribu sekarang hampir Rp1,500,000 kan gak masuk akal," katanya.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Sigit Yuwono mengkritisi Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang membuat masyarakat menjerit karena tagihan listrik bulan Mei yang tidak wajar.

"Ini hitungan seperti apa?, harus ada penjelasaan kepada masyarakat. Kalau alasan petugas tak bisa ke lapangan karena semasa Covid-19 ini juga tidak wajar, kalau naiknya berkali-kali lipat," kata Sigit Yuwono, Jum'at (05/06/2020).

Politisi Demokrat ini juga menyebut, kalau alasan terkendala petugas, seharusnya PLN berpatokan tagihan di bulan April, dan semestinya PLN tidak menaikan tagihan listrik tapi harus disamakan dengan bulan yang sebelumnya.

"Kalau mereka (PLN) tidak turun kelapangan dan mencatat meteran listrik masyarakat, tentu tagihan dua bulan belakangan kan bisa menjadi acuan dan justru bukan menambah," tegasnya.

"Ini namanya PLN mencari masalah, ekonomi masyarakat lagi susah tentu PLN harus mengerti dan jangan menerka sesuka mereka sampai seratus persen lebih. Masa PLN harus diajarin lagi," tegasnya.

Lebih jauh Sigit juga menegaskan jika PLN tidak memiliki solusi dari permasalahan ini, maka DPRD Kota Pekanbaru akan memanggil PLN.

"Kita akan panggil, jangan sesuka-suka PLN dalam keadaan seperti ini," pungkasnya. (advertorial)