PEKANBARU - Derita eks buruh kebersihan PT MIG belum berkesudahan. Mereka terkatung-katung tanpa kepastian kapan gaji tiga bulan yang masih terutang akan dicairkan. Kini nasib buruh kebersihan tersebut terpaksa gali lubang tutup lubang cari pinjaman dan terlilit utang.

"Sudah satu bulan setengah kami tidak punya tempat tinggal di Pekanbaru. Kemarin ngontrak tapi diusir sama pemiliknya karena kami belum bisa bayar sewa," ungkap istri salah seorang eks buruh PT MIG, Siti Ritonga kepada GoRiau.com, Sabtu (25/6/2016) malam, di Jalan Arengka II, Pekanbaru.

Selama ia dan suaminya diusir dari kontrakan, hidup mereka terkatung-kantung. Untuk sejenak berlindung dari panasnya mentari dan dinginnya angin malam, Siti menumpang hidup pada seorang janda pemilik warung sederhana di Jalan Arengka II.

"Suami saya tidur diemperan PT MIG. Saya dititipkan disini. Numpang sama ibuk pemilik warung ini. Untung saja dia baik, mau menolong kami," tuturnya.

Rencananya, mereka ingin kembali saja ke kampung halamannya di Medan. Namun, niat itu terpaksa diurungkan mengingat mereka tidak memiliki uang sepeser pun.

"Saya berdoa semoga gaji suami saya lekas dibayarkan oleh PT MIG, tapi ya itu tadi. Tidak ada kejelasan, mau pulang ke kampung saja tidak ada ongkos. Makan sehari-hari kami mengutang," ucapnya sambil menyeka air mata.

Hal senada juga disampaikan pria gaek bernama Andi. Eks buruh PT MIG satu ini terpaksa memulung untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Sebelumnya, ia hanya menggantungkan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya dari gaji sebagai buruh kebersihan.

"Saya tidak punya keahlian. Selama ini kerja ya jadi tukang sampah di Pekanbaru. Begitu gaji disini terkendala, saya tidak tahu lagi mau kerja apa. Terpaksa memulung, sehari paling banter dapat Rp30.000. Mana cukup mbak," ujarnya.

Senasib sama dengan Siti Ritonga dan suaminya, Andi harus rela menggelandang ketika malam tiba. Ia tidak tahu harus tidur dimana. "Saya tidur dimana saja yang bisa dipakai berteduh. Alhamdulillah ada pertolongan, ibu pemilik warung ini mau menolong saya. Saya boleh tidur di bangku warung miliknya," ucapnya lemah. ***