JAKARTA - Mantan Ketua Umum PSSI, LaNyalla Mahmud Mattalitti mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon (balon) Ketua Umum PSSI periode 2023-2027 pada Kongres Luar Biasa (KLB PSSI) yang rencananya akan digelar di Jakarta, 14 Februari 2023 nanti. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPD RI) ini datang didampingi Gede Widiadi dan Bustami Zainudin ke Kantor Sekretariat PSSI di Gedung GBK Arena Senayan, Jakarta, Jumat (13/1/2023).

"Sesuai dengan janji saya hadir pada saat hari ini tanggal 13 Januari sesudah sholat Jumat, saya mendaftarkan diri di kantor PSSI untuk mencalonkan sebagai Ketua Umum PSSI. Dan alhamdulillah sudah lengkap, kami sudah mendapatkan bukti, semuanya lengkap. Saya didampingi oleh calon Exco pak Gede Widiade dan juga Pak Bustami Zainudin," kata LaNyalla.

Kepada wartawan, LaNyalla menceritakan perjuangan di PSSI mulai dari 2012-2015, yang mulai dari PSSI asli, anggotanya palsu, kemudian saya membuat Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang organisasinya palsu tapi anggotanya asli.

Setelah pertemuan beberapa kali, ungkap LaNyalla, Indonesia Premiere League (IPL) tetep jalan Indonesian Super League (ISL) juga tetap jalan, Namun, akhirnya terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) penggabungan antara IPL dengan ISL. "Di situ akhirnya Pak Djohar Arifin terpilih sebagai ketua umum dan saya sebagai wakil ketua umum yang membidangi Badan Tim Nasional (BTN)," katanya.

Lebih jauh LaNyalla menyebutkan pada tahun 2015 terjadi lagi KLB dimana dirinya mendapat dukungan 94 dari 107 voters yang sah untuk menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 2015-2019. Setelah dilantik FIFA, LaNyalla mengaku dirinya mendapatkan surat pembekuan dari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.

"Dari situlah akhirnya kami berjuang, berjuang, berjuang, sampai saya akhirnya menang di PTUN, menang di tingkat banding dan sampai tingkat kasasi kami menang, Tapi, ternyata ada kejadian luar biasa, saya yang merasa dikriminalisasi akhirnya saya masuk di dalam tahanan, yang katanya saya korupsi dana hibah Kadin," jelasnya.

Merasa tugasnya tidak tuntas, LaNyalla mengaku masih punya hutang untuk menyelesaikan tugas yang diberikan 94 voter tersebut. Apalagi, dirinya bebas murni dari hukuman."Saya tidak ditahan dan saya bisa bebas murni. Apa yang dituduhkan kepada saya tidak terbukti dan saya akhirnya menjadi Ketua DPD RI," tegasnya.

Keinginan LaNyalla untuk kembali maju memang sudah ada pada Kongres PSSI untuk memilih calon Ketua Umum PSSI periode 2020-2024. Namun, dia mengurungkan niatnya karena menganggap Mochmad Iriawan yang akrab dipanggil Iwan Bule calon ketua umum PSSI yang paling pantas.

"Saat itu, saya mau mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI , tapi karena di situ ada calon ketua pak Iwan Bule saya anggap kredibel akhirnya saya tidak maju. Kini, saya merasa terpanggil, karena sudah waktunya saya harus membayar hutang saya yang dulu saya diberi amanah oleh anggota PSSI," tandasnya. ***