JAKARTA – Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan, pertemuan SBY bersama Prabowo Subianto yang menjadi poros politik terbesar di Indonesia selain poros Megawati dan Jokowi mendapat perhatian apresiasi publik. Pasalnya, hal tersebut dinilai sebagai momentum yang sempurna untuk merepresentasikan keadaan sosial politik saat ini dibawah kepemimpinan Jokowi-JK yang dinilai jauh dari harapan dan cita-cita rakyat.

''Pertemuan ‘duo Jenderal’ antara SBY dengan Prabowo Subianto membuat publik merasa bergairah dan seolah menimbulkan harapan baru bagi masyarakat Indonesia dari berbagai macamnya polemik yang ada di Indonesia terkhusus, persoalan terancamnya demokrasi, oligarki kekuasaan di UU Pemilu, hutang yang menumpuk soal ekonomi dan pelemahan KPK, dan yang paling spesial dari pertemuan tersebut adalah turun gunungnya SBY dalam gelanggang politik nasional setelah Pilkada DKI Jakarta,'' tutur Panji.

Panji menilai, SBY adalah salah satu sosok berpengaruh dalam kancah politik Indonesia terlebih, beliau pernah mencatatkan sejarah berturut-turut menjadi Presiden Indonesia dalam konsep pemilihan langsung, jadi dapat diartikan pertemuan antara SBY dengan Prabowo ini membawa arus positif bagi perpolitikan Indonesia yang sudah mulai kehilangan arah dan tujuan yang salah menuju kekuasaan mutlak yang sempat disindir oleh SBY di Cikeas beberapa waktu lalu.

''Rakyat menilai positif dan berpendapat memang sudah saatnya SBY bersama Prabowo bersatu membuat poros guna menyelamatkan Indonesia dari segala ancaman baik dari dalam negeri maupun luar negeri, karena masyarakat saat ini sudah cerdas menilai banyaknya masalah yang muncul baik dari dalam dan luar negeri tidak mampu diselesaikan oleh Jokowi,'' tutup Panji. (ris)