PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau berupaya keras menyukseskan program kampung iklim (Proklim) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan di Provinsi Riau.

Yang mana, tujuan utama pengembangan desa Proklim dilakukan sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Sekaligus dapat mendukung upaya peningkatan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.

Komitmen ini pun tertuang dalam instruksi Gubernur Riau Nomor 1/INS/I/2017 tentang pembinaan, pendampingan dan penguatan lokasi Proklim Provinsi Riau.

"Dinas LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) bisa bersinergi dengan dinas lain untuk melakukan penguatan pelaksanaan Proklimnya, seperti halnya bekerja sama dengan Dinas Pariwisata," kata Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman kepada GoRiau.com beberapa waktu lalu, di Kantor Gubernur Riau.

Sementara itu, Kepala Dinas LHK Provinsi Riau, Yulwiriati Moesa mengaku telah mengambil langkah menjadikan Proklim sebagai konsep alternatif menjaga kelestarian lingkungan sekaligus menjadi tempat tujuan wisata.

Yul menguraikan, Proklim di Provinsi Riau akan memuat berbagai kegiatan yang berbentuk pengelolaan lingkungan hidup seperti penanganan sampah, menanam pohon dan upaya lainnya untuk melestarikan alam.

Seperti halnya pelestarian kampung mangrove untuk mengatasi intrusi air laut, abrasi, ablasi dan erosi khususnya di daerah-daerah pesisir Riau. Selain dapat menjaga keseimbangan alam, kampung mangrove itu pun akan disulap menjadi tujuan wisata sekaligus tempat mengedukasi masyarakat.

Kata Yul, Proklim diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat apabila fokus dikembangkan dan mendapat pembinaan. Misalnya, pengelolaan sampah, limbah padat dan cair, budidaya pertanian hingga peningkatan tutupan vegetasi.

"Melalui Proklim ini kami ajak masyarakat mencintai lingkungannya. Rasa peduli untuk menjaga lingkungan akan tumbuh dengan sendirinya. Program ini sekaligus menjadi cara kami untuk mengedukasi masyarakat mengenai pencegahan karhutla," tutur Yul, Minggu (5/2/2017). ***