PEKANBARU, GORIAU.COM - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Riau memastikan tidak akan lagi membeli atlet untuk mengejar prestasi pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016 di Jawa Barat.

Prestasi di PON XVIII 2012 memang menjadi kebanggaan tersendiri bagi Bumi Lancang Kuning, tapi terobosan-terobosan di balik itu tidak akan bisa lagi dimaksimalkan untuk PON berikutnya.

Dimana raihan 43 medali emas, 39 perak dan 51 perunggu tidak bisa lepas dari Riau sebagai tuan rumah. Diberi kelebihan bisa ikut dan turun di semua cabang dan nomor yang dipertandingkan, memberikan peluang besar bagi Riau untuk berprestasi.

Namun itu tidak akan bisa diulang untuk PON berikutnya. Riau harus mengikut kualifikasi untuk lolos ke multiiven empat tahunan tersebut. Pra PON dan Kejurnas adalah jalan menuju ke sana.

"Kita tidak akan membeli atlet dari luar daerah. Atlet kita banyak yang berpotensi, itu akan kita maksimalkan. Apa yang menjadi keinginan kita bersama masyarakat Riau ke depan, akan kita optimalkan dengan genjotan latihan," kata Ketua Umum KONI Riau, Emrizal Pakis.

Menurutnya, banyak potensi yang masih belum muncul dari putra-putri Bumi Lancang Kuning. Secara estimasi, kurang dari sebagian prestasi pada PON Riau 2012 yang murni didapatkan putra daerah.

Lebih banyak yang didapat oleh atlet-atlet luar Riau. "Saya hitung, hanya sekitar 16 medali emas yang bisa kita banggakan. Namun untuk PON ke depan, kita akan upayakan lebih dengan mengandalkan apa yang kita punya," sambung Emrizal.

Namun bagaimana jika ada atlet dari daerah lain yang menawarkan diri untuk bergabung? Emrizal mengaku boleh-boleh saja, asal dengan catatan tidak dengan status dibeli atau dikontrak. "Tidak masalah," pungkasnya.

Pasca PON Riau 2012, banyak potensi baru yang muncul. Selain cabang dayung yang sudah menjadi lumbung emas, ada beberapa cabang yang mengalami peningkatan prestasi. Sebut saja seperti cabang anggar, panahan, squash, cabang-cabang beladiri dan lainnya.

Namun untuk mencapai itu, peran Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau tidak bisa dilepaskan. Dimana mereka memiliki Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang mencetak bibit-bibit atlet berpotensi Riau.

"Kita bersama Dispora harus memikirkan bagaimana penyiapan SDM yang berkualitas ke depan, terutama kepada pelatih. Karena ujung tombak juga berada di tangan pelatih," sambung mantan Asisten II Setdaprov Riau ini.

Sementara itu, Kadispora Riau Edi Satria, menyebutkan, pihaknya siap bekerjasama dengan KONI Riau untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi Riau ke depan. "PPLP merupakan salah satu solusi terbaik dari kami, di sini kami menyiapkan mereka yang akan mengharumkan nama Riau ke depan," tandas Edi.

Ditambah lagi dengan peningkatan prestasi atlet-atlet pelajar Riau yang berada di bawah PPLP Dispora Riau beberapa waktu belakangan, cukup memberikan harapan besar bagi Riau untuk menempatkan diri di urutan 10 besar peringkat nasional di bidang olahraga.

Dukungan pengurus cabang olahraga juga tidak bisa dilepaskan. Karena mereka yang mengontrol dan membina atlet. Kekompakan pengurus cabang olahraga juga menjadi penentu kemajuan olahraga itu sendiri.***