BATAM - - Aparat Unit Reskrim Polsek Lubuk Baja, Kota Batam, berhasil menyelamatkan 10 wanita muda yang akan dijual ke Malaysia sebagai pekerja migran ilegal.

Dikutip dari inews.id, polisi menemukan 10 wanita muda itu dalam kondisi basah kuyup dalam 2 kamar di salah satu hotel di kawasan Pelita, Batam.

Sebelum disekap di kamar hotel, mereka sempat sudah diberangkatkan ke Malaysia, melalui jalur laut. Namun, kapal yang mereka tumpangi dihantam ombak dan terbalik, sehingga kembali dibawa ke darat.

Kapolsek Lubuk Baja AKP Budi Hartono, menuturkan, saat ditemukan kondisi para wanita muda itu sangat memprihatinkan. ''Rencananya, mereka akan ke Malaysia melalui jalur tikus. Kondisi para calon pekerja ilegal ini memprihatinkan, karena hampir semua pakaian mereka basah kuyup dan tidak mengantongi dokumen apapun,'' tuturnya.

Dari pengakuan para wanita itu, sebelumnya mereka diberangkatkan ke Malaysia oleh seorang pria yang dipanggil Andi. Pemberangkatan mereka menggunakan kapal speed ukuran kecil melalui jalur ilegal ke Sungai Renggit, Johor, Malaysia. Namun, di tengah laut diterpa badai, hingga kapalnya terbalik.

Mereka kembali dibawa ke Batam, dan diinapkan di hotel. Beruntung ada masyarakat yang mengetahui keberadaan mereka, dan melaporkan kepada polisi.

Anggota Unit Reskrim Polsek Lubuk Baja berhasil membebaskan 10 wanita muda itu, namun tidak menemukan satupun agen yang bertanggung jawab atas keberadaan para calon pekerja ilegal tersebut.

Sementara itu, salah satu calon pekerja ilegal yang diketahui bernama Ayu mengaku masih trauma dengan kejadian kapal yang ditumpanginya terbalik saat hendak menuju Malaysia. ''Saya diselamatkan kapal lain, setelah terapung di laut selama satu jam,'' ujarnya.

Wanita itu yang berasal dari Kupang, NTT tersebut, mengaku kehilangan semua dokumen dan barang berharga yang disimpan dalam tas saat kapal terbalik di laut. Untuk berangkat ke Malaysia, mereka dipungut biaya Rp8 juta-Rp13 juta.

Polisi masih memburu pelaku yang merekrut para pekerja migran ilegal tersebut. Sementara para korban, rencananya akan diserahkan kepada BNP2TKI untuk dapat dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing.***