JAKARTA - BPPT (Badan Pengkajian Penerapan Teknologi) akan mulai menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menghujani Jakarta bulan ini, guna membantu Pemrov DKI menangani masalah polusi udara.

"Sesuai yang disampaikan pihak DKI. Karena DKI butuh cepat. DKI dalam hal ini diwakili oleh TGUPP, minta TMC dilakukan sebelum tanggal 15, dimana tanggal itu anak-anak sudah mulai masuk sekolah, dan kita siap," kata Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC), Tri Handoko Seto, dikutip dari CNNIndonesia pada Minggu (07/07/2019).

Belakangan, tingkat polusi udara di Jakarta memang terbilang tinggi. Indeks kualitas udara (Air Quality Index/ AQI) di Jakarta mencapai 132 US AQI. Angka ini, terbesar ketiga di Dunia, dengan Santiago menyentuh angka 149 US AQI, sementara Chongqing mencapai 127 US AQI.

Data situs Air Visual menyebutkan, daerah Kemayoran (Jakarta Utara) menyumbang polusi tertingi dengan 169 US AQI disusul Pejaten Barat (Jakarta Selatan) dengan 155 US AQI, disusul area Kedutaan AS di Jakarta Pusat menyentuh 153 US AQI.

Pembakaran bahan bakar fosil yang dihasilkan oleh pabrik di sekitar Jakarta dan kendaraan di Jakarta, dilaporkan menjadi masalah umum yang memicu polusi udara.

Buntut dari buruknya kondisi udara di Jakarta, sebanyak 31 orang mengajukan gugatan warga negara alias citizen law suit (CLS) ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Perkara dengan nomor registrasi 374/Pdt.G/LH/2019/PN Jkt.Pst, itu menggugat, Presiden RI Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Tim Advokasi Ibu Kota (Gerakan Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta) mengungkapkan, berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), warga Jakarta dan sekitarnya terpaksa harus menghirup udara tidak sehat selama 196 hari selama satu tahun.

Tak hanya udara yang penuh polutan, suhu udara di Jakarta juga terbilang lumayan 'bikin gerah' hari-hari ini. Wather.com, menampilkan suhu udara Ibu Kota Jakarta mencapai 33° celcius pada pukul 15.00 WIB, Minggu (07/07/2019).

Para pengguna android di Jakarta, dapat dengan mudah memantau suhu tersebut di gadget-nya masing-masing.

Tapi angka tersebut belum masuk kategori ekstrem, karena suhun normal di Jakarta, memang berada di angka 30-33° celcius.

Suhu udara di Jakarta baru dikatakan ekstrem ketika mencapai 37° celcius. Dan ini pernah terjadi pada 25 September 2014 karena pengaruh radiasi matahari dan angin timur dari Australia. Beruntung, suhu ekstrem itu hanya berlangsung tak lebih dari sehari.***