PEKANBARU, GORIAU.COM - Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa Nur Asmi dengan terlapor Eva Yuliana, Wakil Ketua DPRD Kampar sekaligus isteri bupati dan ajudannya, Bripka Very terus bergulir.

Kali ini ajudan Bupati Kampar itu, Bripka Very, membantah dirinya telah melakukan pengancaman membunuh warga seperti yang dituduhkan atau dilaporkan oleh pihak tim kuasa hukum Nur Asmi (36), warga Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur sebelumnya."Saat kejadian, saya hanya berusaha melindungi 'VIP' (Bupati Kampar dan keluarga) yang berada di dalam mobil," kata Bripka Very kepada pers, Rabu (11/6/2014).Bripka Very sebelumnya juga telah diperiksa oleh Propam Polda Riau setelah sebelumnya dilaporkan dugaan pengancaman terhadap warga atau keluarga Nur Asmi. "Dia mengeluarkan pistol dan akan mengancam membunuh warga," kata Nur Asmi beberapa waktu lalu.Bripka Very menjelaskan, pihaknya memang sempat mengeluarkan senjata api karena pejabat yang dikawalnya dalam kondisi berbahaya.Waktu itu, Sabtu (31/5), demikian Very, Bupati Kampar Jefry Noer bersama isteri mendatangi lahan yang akan dibangun Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dekat Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampar Timur.Ketika itu, kata dia, bupati melihat Nur Asmi bersama suaminya, Jamal, sedang memagar lahan yang berada di lokasi kejadian.Bupati kemudian menegur Nur, namun dia kata Very spontan mengeluarkan pernyataan tak pantas yang ditujukan pada Jefry Noer.Sewaktu itu, lanjut kata dia, Eva Yuliana, isteri bupati, kemudian mencoba menenangkan Nur Asmi dengan merangkulnya, namun malah menyikut.Setelah itu, kata dia, Nur Asmi dibawa suaminya dengan menggunakan sepeda motor, namun di tengah perjalanan, sudah ada sejumlah orang yang menghalangi jalan keluar mobil Bupati Jefry Noer."Salah seorang dari sekitar belasan orang yang menghalangi jalan waktu itu ada yang membawa parang. Memang parangnya masih terbungkus, namun terlihat seperti ingin mengancam," katanya.Bripka Very kemudian sempat meminta agar sejumlah sepeda motor yang diparkirkan di tengah jalan segera dipinggirkan, namun orag-orang yang diduga kuat sebagai keluarga Nur Asmi tidak mengindahkan."Karena merasa mengancam bupati, saya kemudian turun dari mobil dan mengeluarkan senjata api. Tidak ada pernyataan mengancam membunuh, yang ada saya meminta mereka untuk minggir dan memberikan jalan," kata dia.Setelah kelompok Nur Asmi minggir, lanjut kata dia, senjata api kemudian disimpan dan kendaraan melanjutkan perjalanan keluar dari lokasi itu. "Semua yang saya sampaikan ini juga saya sampaikan ke pihak Propam yang memeriksa saya kemarin," kata dia.Sementara itu, menurut informasi lain menyatakan Nur Asmi yang sebelumnya sempat dirawat di ruang berkelas (VIP) pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, telah pulang sejak Selasa (10/6).Sebelumnya tim pengacara Nur Asmi sudah berjumpa dengan Kapolres Kampar AKBP Ery Supriano terkait kasus dugaan penganiayaana yang menimpa kliennya.Tim advokasi itu menyambut positif pernyataan Kapolres yang berjanji akan bersikap profesional dan tidak ''pandang bulu'' dalam proses hukum yang diduga melibatkan Wakil Ketua DPRD Kampar, Eva Yuliana yang juga istri Bupati Kampar Jefry Noer beserta ajudannya itu. (fzr)