RENGAT, GORIAU.COM - Anjloknya harga jual getah karet di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) sejak beberapa bulan terakhir, membuat para petani karet menjerit. Sebab, karet yang merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian petani tidak lagi bisa diandakan.

Parahnya lagi, dengan issu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), harga bahan pokok terus meroket, sehingga petani karet kian terjepit dengan situasi itu.

"Harga jual karet kian merosot, sementara harga bahan pokok kian mahal. Hal ini tentunya membut kami kelabakan," ujar Jasril, salah seorang petani karet di Pematang Reba, Selasa (11/11/2014).

Dengan demikian, dirinya berharap adanya perhatian dari pihak terkait terhadap masalah ini. "Kita berharap adanya perhatian Pemkab, Pemprov dan bahkan pemerintah pusat terhadap nasip para petani saat ini", singkatnya.

Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Inhu, H Hendrizal didampingi Kabid Pengolahan dan Pemasaran, Disbun, Dedi menyebutkan, anjloknya harga karet saat ini karena harga pasar karet dunia juga turun drastis.

"Bukan hanya di Kabupaten Inhu, harga karet Inhu yang anjlok, melainkan secara keseluruhan bahkan dunia," ujar Kadisbun H Hendrizal, Selasa (11/11/2014), di ruang kantornya.

Namun demikian sebut Hendrizal, turunnya harga karet ini sebenarnya tidak separah yang diungkapkan para petani yakni mencapai Rp 5000 per KG. Harga Rp 5000 per KG itu merupakan harga beli pedagang pengumpul atau tengkulak.

Supaya harga jual karet petani karet tidak selalu ditekan tengkulak, petani tersebut harus memperkuat kelembagaan, seperti kelompok tani. Dengan penguatan kelompok tani, nantinya para petani yang tergabung didalamnya dapat membentuk Unit Pengolahan Pemasaran Bokar atau Bahan Olahan Karet (UPPB). Dan nantinya melaui UPPB ini, kelompok tani bisa langsung menjual hasil karet mereka ke pabrik pengolahan dengan harga yang telah ditentukan.

Dengan demikian, secara tidak langsung para petani ini akan terhindar dari penekanan tengkulak dan harga sedikit lebih baik, tegasnya.

"Maka dari itu, kita menghimbau kepada para petani karet yang ada di Inhu untuk tidak terlalu tergantung pada tengkulak. Jika ingin terlepas dari tekanan, maka itu tergantung pada masing-masing petani tersebut, karena baik buruknya mereka sendiri yang tentukan," tukasnya.(jef)