BAGANSIAPIAPI - Hemodialisis atau cuci darah merupakan tindakan medis yang merupakan alat terapi untuk pasien penyakit ginjal dengan kondisi tertentu. Memang ada pasien yang membutuhkan seumur hidup dilakukan cuci darah namun ada juga yang hanya membutuhkan beberapa kali saja dan pasien akan kembali normal.

Menurut keterangan Direktur RSUD dr Pratomo Bagansiapiapi, dr. Tribuana Tunggal Dewi, hampir tiap bulan ada saja pasien yang ingin cuci darah ke RSUD dr Pratomo Bagansiapiapi. Namun sayangnya, hingga saat ini, pihaknya belum bisa menyediakan fasilitas tersebut.

"Banyak sarana yang harus kita sediakan. Khususnya air bersih," kata dr Tribuana kepada GoRiau.com, Rabu (4/5/2016).

Tri mengungkapkan, air bersih yang digunakan untuk cuci darah, harus steril dan tidak asin. Namun kenyataannya, air yang ada di rumah sakit tidak bisa digunakan karena merupakan air hasil pengeboran yang rasanya agak asin.

Kemudian, tenaga spesialis penyakit dalam, kata Tri, juga harus dipersiapkan. Menurutnya, untuk menyiapkan tenaga medis Hemodialisis, harus melalui pelatihan selama 3 bulan di Jawa. Begitu juga dengan komponennya seperti perawat.

"Untuk sementara tahun ini kita belum bisa . Mungkin tahun 2017 kita persiapkan airnya dulu. Baru kita pikirkan alatnya. Kalau sekarang beli alat namun tak bisa dipakai berdosa kita," tutur Tri.

Dia mengungkapkan, pihak rumah sakit dr Pratomo memang sudah memikirkan untuk menyediakan fasilitas cuci darah. Apalagi selama ini pasien hemodialisis asal Bagansiapiapi harus di rujuk ke RS Dumai dan Pekanbaru.

"Secara bertahap akan kita upayakan," janjinya.(amr)