PEKANBARU, GORIAU.COM - Dilemastis partai gurem menjelang suksesi pemilihan kepala daerah menambah dinamisasi tersendiri dunia politik. Apalagi dalam rangkaian Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) yang rencananya akan berlangsung 4 September 2013 ini.

Partai non parelemen atau partai kecil yang tidak ikut lagi Pileg 2014 mendatang menjadi seksi dalam perebutan dukungan. Selama proses pendaftaran pasangan calon ke KPU Riau sejak 23-29 Mei kemarin, sedikitnya ada tiga pasang calon yang memperebutkan dukungan partai gurem. Ketiganya saling klaim dan saling mengantarkan berkas dukungan ke KPU Riau.

Sangat kentara terlihat, pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat, Indra Mukhlis Adnan-Aziz Zainal dan Tengku Mukhtaruddin-Syamsurizal saling klaim mendapatkan dukungan partai. Sehingga ketiga pasang calon ini mendaftar dengan dukungan partai yang rata-rata sama.

Anehnya, setelah PPRN tidak ada yang memperebutkan, bahkan sudah masuk dalam hitungan persentase dukungan pasangan Indra-Aziz, ada saja pengakuan di kemudian harinya, PPRN bukan mendukung Indra-Aziz. Tetapi, mengaku telah berkoalisi dengan Golkar dalam mengusung Annas-Andi. Apa motif sesungguhnya?

Terbukti, Rabu (29/5/2013) kemarin, Joni PM yang mengaku sebagai ketua DPD PPRN Riau yang didampingi Saud Sialuhu mendatangi kantor KPU. Dia mengajukan berkas dukungan, yang beralamat untuk Annas-Andi Rachman. Katanya, dukungan PPRN yang benar adalah dukungan yang direkomendasikannya.

Joni menyodorkan berkas dukungannya kepada komisoner KPU Riau Heriyanti Hassan usai Tengku Mukhtaruddin mendaftar ke KPU Riau. Joni meminta agar PPRN dimasukkan menjadi dukungan untuk Annas-Andi. Hal tersebut ditolak Heriyanti Hassan.

"Oo tidak bisa lagi, karena ketentuan yang mengatur begitu," katanya.

Mendengar jawaban demikian, Joni mengajak Heriyanti Hassan berdebat. Akhirnya, Heriyanti pun keluar ruangan.

Tak mau kalah sampai di situ, Joni akhirnya menyerahkan berkas dukungan itu kepada ketua KPU Riau, Tengku Edy Sabli. Edy Sabli mengatakan, berkas diterima tetapi tidak bisa menambah dukungan.

"Yang jelas bagi kami, terima surat yang kami antarkan. Bisa menambah koalisi atau tidak itu adalah urusan KPU," ungkap Joni.

Dijelaskan Joni, pihaknya terlambat menyertakan dukungan PPRN ke Annas-Andi. Sedangkan koalisi yang terbangun dengan Gokar, akunya sudah lama.

"Karena hal-hal teknis kami telat memberikan dukungan. Ini tidak ada penjualan, hanya saja, ini keikhlasan karena ada beberapa alasan kami ingin mendukung Annas. Lagipula, kami sebenarnya sudah lama berkoalisi," beber Joni.(kha)