SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Dinas Pendidikan Kebudayaan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak seharusnya mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi persoalan kabut asap yang mulai meresahkan masyarakat. Sayang, upaya yang dilakukan sejauh ini baru sebatas kebijakan libur sekolah bagi para pelajar di Kota Siak Sri Indrapura.

"Meliburkan anak-anak sekolah, itu langkah yang bagus, tapi jangan sebatas itu saja, karena dampak yang dirasakan akibat kabut asap ini cukup banyak. Kalau anak diliburkan, tentu pelajarannya tertinggal," kata Nela, salah seorang wali murid di SD 01 Suak Lanjut, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Provinsi Riau kepada GoRiau.com, Kamis (27/8/2015).

Dia mencontohkan, disekitar tempat tinggalnya, sudah mulai beberapa anak menderita batuk dan mata perih akibat kabut asap yang semakin pekat sejak 3 hari terakhir.

"Dinas Kesehatan jangan diam saja, harus ada tindakan nyata di tengah masyarakat, seperti memberikan masker gratis dan sosialisasi kepada warga," ujar Roni, warga Siak lainnya.

"Selain itu, pembakar lahan harus ditangkap, polisi harus bertindak tegas, termasuk memberi sanksi bagi perusahaan kalau ditemukan ada kebakaran di lahannya," tambah Roni.

Menanggapi keluhan warga itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Siak Kadri Yafiz tak bisa dihubungi, begitu juga Kepala Dinas Kesehatan Tonny Chandra. Handphone milik kedua pejabat eselon II ini tak pernah aktif, meskipun sudah berkali-kali dihubungi. GoRiau.com juga berupaya mengirim kabar sms, tetap tetap saja tidak mendapat jawaban. Mereka terkesan tutup mata dengan kejadian yang mulai meresahkan masyarakat ini.

Sementara, alat Indeks Pengukur Suhu Udara (ISPU) yang berpampang di simpang Kualian Kampung Rempak tak berfungsi sejak beberapa bulan terakhir. Padahal, alat ISPU yang merupakan bantuan dari Pemprov Riau sangat dibutuhkan untuk mengukur kondisi udara.

"Kabutnya semakin pekat bang, tadi saya dari Mempura ke Siak saja bikin mata perih. Apa udara sudah tak sehat lagi ya, alat ISPU ada tapi tak pernah hidup. Saya dengar dari warga, alat ISPU yang ada di Kandis dan Perawang juga tak pernah hidup juga," ujar Warto, salah seorang wartawan di Kabupaten Siak.(nal)