PEKANBARU, GORIAU.COM - Selama bulan Februari 2013, Kota Pekanbaru mengalami inflasi sebesar 0,56 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 137,12. Terjadinya inflasi pada bulan Februari 2013 dipicu oleh kebijakan kenaikan tarif listrik oleh pemerintah.

Hal yang sama terjadi di Kota Dumai dengan inflasi sebesar 0,41 persen dan IHK 140,63. Laju inflasi tahun kalender di Kota Pekanbaru 2,57 persen dan Dumai 1,70 persen sedangkan inflasi “year on year” 2013 di Kota Pekanbaru 5,28 persen dan di Kota Dumai 5,14 persen.

Berdasarkan berita resmi Badan Statistik Provinsi Riau, seluruh kota di Sumatera mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,78 persen dan terendah di Sibolga sebesar 0,12 persen.

Dari 66 kota yang menghitung IHK di Indonesia, 60 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura (3,15 persen) dan terendah di Sibolga. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Ambon (2,29 persen). Bila diurut dari inflasi tertinggi di Indonesia, Pekanbaru urutan 45 dan Dumai urutan 52.

Inflasi di Pekanbaru terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada kelompok bahan makanan 1,35 persen, kelompok makanan jadi 0,56 persen, kelompok transpor 0,30 persen, kelompok perumahan 0,29 persen dan kelompok kesehatan 0,13 persen. Inflasi di Dumai disebabkan oleh peningkatan indeks harga pada hampir semua kelompok pengeluaran, kecuali kelompok transpor terjadi deflasi.

Menurut Kepala BPS Riau Mawardi Arsyad, inflasi di bulan Februari 2013 dipicu oleh kenaikan tarif listrik oleh pemerintah beberapa waktu lalu. "Biasanya di bulan Februari jarang sekali terjadi inflasi. Namun oleh adanya kebijakan pemerintah menaikkan tarif listrik, menyebabkan terdongkraknya harga beberapa barang kebutuhan pokok," kata Mawardi saat menyampaikan berita resmi BPS Riau, Jumat (1/3/2013).

Beberapa komoditas penyumbang inflasi terbesar di Pekanbaru antara lain: ikan serai 0,15 persen, tarif listrik 0,09 persen, bawang merah 0,07 persen, cabe merah 0,05 persen, ikan tongkol, gulai, bawang putih, rokok kretek filter dan mobil masing-masing 0,04 persen, daging sapi dan jeruk 0,03 persen, dan beberapa komoditas lainnya. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi Kota Dumai antara lain: tarif listrik 0,07 persen, tukang bukan mandor dan ikan serai masing-masing 0,06 persen, cabe merah dan beras 0,05 persen, sewa rumah, tomat buah, ikan teri, tongkol dan kontrak rumah masing-masing 0,04 persen, bawang putih dan bawang merah masing-masing 0,03 persen serta beberapa komoditas lainnya. (***/jpr)