PASIRPANGARAIAN, GORIAU.COM - Revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan konsepsi hijrah.

Demikian disampaikan Kakan Kemenag Rohul Drs H Ahmad Supardi Hasibuan MA kepada wartawan, Selasa (28/10/2014) di kantornya, Jalan Ikhlas Kompleks Perkantoran Pemerintah, Kota Pasir Pengaraian.

Dikatakannya, hijrah yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW 1436 dan diperingati setiap tahun adalah bersifat fisik. Sedangkan untuk saat ini hijrah tidak perlu bersifat fisik, tetapi adalah bersifat non fisik, berupa mentalitas seperti revolusi mental yang dicanangkan Presiden RI.

Ahmad Supardi Hasibuan yang juga mantan Kepala Humas dan Perencanaan Kanwil Kemenag Riau ini mengatakan, saat ini setidaknya ada empat bentuk hijrah kontemporer, yang harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Pertama, Hijrah Mental, yaitu hijrah dalam arti melakukan perbaikan atas mentalitas diri pribadi masing-masing individu dari perilaku tidak terpuji menjadi perilaku terpuji seperti menghentikan diri dari perbuatan KKN, menghentikan diri dari sikap ingin dilayani menjadi pelayan yang sesungguhnya (bagi pejabat pemerintah), bersikap rajin bekerja apabila selama ini suka pemalas dan lain-lain sebagainya.

Kedua, Hijrah Kultural yaitu melakukan perubahan atas budaya yang selama ini melekat pada diri kita, sehingga dapat keluar dari kebodohan dan keterbelakangan yang menyelimuti sebagaian ummat Islam, untuk selanjutnya memasuki dunia ilmu pengetahuan.

Ketiga, Hijrah Material/Ekonomi yaitu berpindah dari kemiskinan menuju kesejahteraan yang memadai sehinggga ummat Islam ini dapat terhindar dari kekafiran sebagaimana ucapan Nabi, Kemiskinan itu sangat dekat dengan kekafiran.

Keempat, Hijrah Sosial yaitu dengan meningkatkan kepedulian dan solidaritas atas penderitaan orang lain, sehingga penderitaan yang dialami orang lain seolah-olah kita juga ikut merasakannya.

Lebih lanjut, dikatakan Ahmad Supardi, keempat konsepsi baru bentuk hijrah tersebut harus dilakukan oleh umat Islam, sehingga peringatan tahun baru hijriyah yang dilakukan setiap bulan Muharram, dapat memberikan manfaat dan perubahan ke arah yang lebih baik. Apalagi hal ini sejalan dengan revolusi mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. (ram)