JAKARTA, GORIAU.COM - Aksi beringas geng motor di ibukota dan beberapa kota Indonesia termasuk Pekanbaru, Riau, dipicu menurunnya wibawa aparatur negara di mata masyarakat. Maka tak heran, geng motor pun berani menyerang masyarakat lain dan aparat penegak hukum.

Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar menilai kekerasan geng motor belakangan ini semakin sadis.

Bambang melihat kenekatan geng motor ini dipicu menurunnya wibawa aparatur negara di mata masyarakat sipil. Sehingga geng motor sudah semakin berani dan tidak melihat siapa korbannya.

''Menurunnya wibawa aparatur memungkinkan geng motor menyepelekan korbannya. Sudah tidak melihat lagi apakah korban sipil atau bukan,'' kata Bambang, Senin (24/11/2014).

Di sisi lain, lanjut dia, pengawasan sosial saat ini rendah. Sehingga rasa hormat antar-anggota masyarakat sudah luntur. "Ditambah lagi pengaruh tanyangan kekerasan yang seolah jadi role model," tukasnya.

Sebelumnya diketahui kelompok geng motor menyerang warga Pasar Minggu yang mengakibatkan satu orang menderita luka, pada Minggu 23 November lalu. Tak hanya di Pasar Minggu, pada hari yang sama Praka Wahyu, prajurit TNI dari Yon Zikon 13, Jakarta Timur, juga menjadi korban kekerasan geng brutal ini di Ciracas, Jakarta Timur. Bukan hanya di Jakarta, geng motor juga sempat menyerang Mapolres Pekanbaru beberapa bulan lalu. ***