JAKARTA - Rico menghilang saat terjadi insiden pengeboman dan penembakan di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis 14 Januari 2016 siang. Lelaki 24 tahun itu disebut-sebut menjadi salah satu korban tewas akibat tragedi berdarah di jantung Ibu Kota.

Teman-temannya yang mengetahui kabar itu langsung mengecek kebenaran informasi tersebut dengan mendatangi sejumlah rumah sakit tempat para korban dirawat. Salah satunya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Namun, mereka masih belum bisa menemukannya.

"Saya baru dikasih infonya (jenazah Rico) di sini. Rencananya besok mau ke sana (RS Polri)," ujar salah satu teman Rico, Ulfa Sagita (24), di RSPAD Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat, Jumat, 15 Januari 2016.

Ulfa menggambarkan rekannya sebagai pribadi yang baik dan ulet. Rico, kata dia, suka membantu orang-orang di sekitarnya. Terakhir, Rico diketahui sempat bekerja sebagai tenaga honorer di rumah sakit tempat jasadnya kini disemayamkan.

"Kesibukan dia itu biasanya bantu-bantu kerja bapaknya. Tapi, dia juga sempat kerja honorer di RS Polri," tutur Ulfa.

Hal serupa juga disampaikan Andi (35), teman Rico lainnya. Menurut Andi, sahabatnya itu mengaku sempat bekerja di kamar jenazah RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Bahkan, Andi pernah diminta menemani Rico berjaga di salah satu sudut RS Polri.

"Rico itu kerja di RS Polri sebagai penunggu kamar jenazah. Dia dibayar Rp 100 ribu per hari. Dia pernah kontak saya pas malam-malam, minta temani jaga. Tapi, saya enggak mau, takut," ucap Andi.

Saat berkumpul di sebuah acara komunitas fans club, Rico sempat curhat terkait pekerjaan. Ia juga sempat meminta pekerjaan kepada Andi.

Dari situ, Andi menduga keberadaan Rico di kawasan Jalan MH Thamrin saat terjadi ledakan bukan hanya untuk mengantar sepupunya, Anggun Artikasari (24), melamar kerja. Andi menduga Rico juga saat itu bermaksud mencari pekerjaan yang lebih layak.

"Dia juga sempat minta kerjaan sama saya. Cuma itu aja sih komunikasinya sebelum dia meninggal," kenang Andi.

Kena Bom Saat Ditilang

Sebelumnya diberitakan, salah satu korban tewas dalam ledakan bom di Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis kemarin, diketahui bernama Riko.

Pemuda itu tewas saat berada di Pos Polantas yang menjadi sasaran pelaku teror. Ia berada di situ karena tengah ditilang petugas kepolisian.

Suparno (50), paman korban mengatakan, pada hari itu Riko sedang pergi mengantar sepupunya, Anggun Kartikasari (24) untuk wawancara kerja di daerah Sarinah.

Entah karena pelanggaran lalu lintas apa, kata Suparno, Riko yang berboncengan dengan Anggun ditilang. Riko kemudian dibawa ke pos Polantas Sarinah.

"Nggak lama meledak. Riko yang tergeletak di pos itu. Dia pakai pakai sweeter merah dan celana jins," kata Suparno di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat 15 Januari 2016

Sementara, Anggun berada tak jauh di sekitar pos polisi. Namun Anggun mengalami cidera parah di kaki.

Keluarga telah memastikan Riko tewas setelah mendapat foto jenazah korban yang wajahnya masih bisa dikenali, dari kerabat yang juga polisi.

Suparno datang bersama Joko, ayah Riko. Namun, Joko belum bisa diwawancara. Joko masih syok kehilangan putranya itu. Kini, pihak keluarga hendak mengurus pengambilan jenazah.******