BENGKALIS - Dua Mahasiswa UIN Suska Pekanbaru yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) di Kecamatan Rupat Utara, tenggelam setelah mandi di perairan Pulau Beting Aceh, Kecamatan Rupat Utara, Selasa siang (9/8/2016).

Menurut Camat Rupat Utara, Syafruddin, Pulau Beting Aceh, lokasi tenggelamnya dua mahasiwa UIN, selama ini jarang dimanfaatkan untuk berenang oleh masyarakat yang berekreasi di objek wisata yang indah itu.

Selama ini, Camat, mereka yang berwisata ke Beting Aceh, baik masyarakat tempatan maupun wisatawan luar, hanya sekedar bermain dan menikmati keindahan pantai yang berpasir putih berbisik itu.

"Kebanyakan masyarakat bermain di pantai sebelah Barat, karena memang pantainya landai dan aman untuk bermain-main. Namun lokasi yang didatangi mahasiswa UIN yang lagi KKN di Rupat Utara itu adalah yang di sebelah Timur dan Utara, jarang pula dimanfaatkan masyarakat untuk bersantai karena pantainya curam dan airnya dalam ditambah lagi arusnya agak deras. Air lautnya memang biru," terang Syafruddin.

Memang tak ada memang larangan resmi yang dibuat pihak kecamatan untuk mendatangi lokasi tersebut. Namun masyarakat tempatan sudah tahu, kalau Beting Aceh sebelah Timur dan Utara pantainya curam dan airnya dalam.

"Waktu para mahasiswa yang lagi KKN itu berekreasi ke Beting Aceh, pihak desa tak mengetahuinya. Mungkin mereka lagi tak ada kegiatan dan pergi bersantai ke pantai. Sayangnya, mereka tak memberitahu pihak desa sehingga tak ada yang memberitahui kondisi lokasi yang mereka datangi. Tapi bagaimana lagi, ini murni kecelakaan," terangnya.

Seperti diberitakan, sebanyak 14 orang mahasiwa KKN di Rupat Utara berekreasi ke Beting Aceh, Rupat Utara, Selasa (9/8/2016). Mereka mandi di lokasi wisata yang indah itu. Naas dua orang mahasiwa, Sri Winarti (20) asal Bagan Batu, Kabupaten Rohil dan Ayut Rumpoko asal Desa Angkasa Kecamatan Petalangan Kabupaten Pelalawan tewas setelah tenggelam terbawa arus.

Awalnya Tedi dan Sri Winarti yang berenang terbawa arus gelombang, kemudian Ayut Rumpoko dan temannya yang lain mencoba menyelamatkan Tedi dan Sri Winarti, karena arus gelombang begitu deras hanya Tedi yang bisa diselamatkan. Sementara Ayut Rumpoko yang sedang melakukan upaya penyelamatan terhadap Sri Winarti juga tidak sanggup berenang dan terbawa arus gelombang.***