JAKARTA -- Bagi Anda yang berusia 40 tahun atau lebih harus bersiap-siap menghadapi beragam gangguan kesehatan sebagai konsekuensi dari semakin tingginya usia.

Dikutip dari Kompas.com, dokter keluarga dari Providence Saint John's Health Center di California, David Cutler, MD, mengatakan, banyak orang masih sangat sehat di usia 40 tahun, namun sebagian lainnya sudah menderita sejumlah penyakit di usia 40 tahun.

Berikut sejumlah gangguan kesehatan di usia 40 tahun yang perlu diwaspadai:

1. Penyakit kardiovaskular

Risiko penyakit kardiovaskular akan meningkat seiring bertambahnya usia.

Melansir BestLife, data American Heart Association pada 2013, sekitar 70 persen orang berusia 60-79 tahun memiliki salah satu penyakti kardiovaskular.

Ketika usia memasuki 80 tahun, risikonya melonjak menjadi rata-rata 85 persen.

Jadi, jika sebelumnya kita tak begitu memerhatikan kesehatan kardiovaskular, ketika memasuki usia 40 tahun, penting untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh dan melakukan upaya menjaga kesehatan jantung, termasuk lebih aktif secara fisik dan menerapkan pola makan sehat.

2. Mudah lelah

Ketika memasuki usia 40 tahun, kita mungkin akan lebih mudah merasakan lelah atau bahkan mengalami kelelahan kronis.

Ini adalah kondisi kelelahan rutin yang tidak berkaitan dengan penyakit dan bisa bertahan lebih dari enam bulan.

Kelelahan kronis muncul seiring bertambahnya usia dan lebih serius ketika usia kita menjelang 50 tahun.

Jika mengalami ini di usia 40 tahun, maka kita akan lebih sulit untuk memiliki tingkat energi seperti yang pernah kita capai di usia sebelumnya.

3. Fungsi kandung kemih menurun

Melansir Health, ahli urologi sekaligus direktur medis Urology Cancer Specialist di Los Angeles, S. Adam Ramin, MD menjelaskan, seiring bertambahnya usia, saraf yang membantu kandung kemih untuk bekerja optimal mungkin tidak bekerja sebaik sebelumnya, terutama pada wanita.

Selain itu, otot kandung kemih dapat menebal seiring bertambahnya usia sehingga mengurangi kapasitasnya.

Kandung kemih yang terlalu aktif dan inkontinensia dapat diatasi dengan solusi seperti rutin latihan kegel, menggunakan krim estrogen wanita, dan mengonsumsi obat-obatan lainnya.

4. Gejala perimenopause

Menurut okter spesialis obstetri dan ginekologi dari Walk In GYN Care, Adeeti Gupta, MD, di pertengahan usia 40 tahun, beberapa wanita akan mulai mengalami gejala premenopause.

Ini memang bukan sebuah penyakit, namun bisa memunculkan gejala seperti hot flash, haid tidak teratur, hingga pendarahan berat. Gejala-gejala tersebut bisa mengganggu aktivitas harian.

Gupta menambahkan, beberapa wanita juga bisa mengalami penurunan libido di usia 40 tahunan.

Itu terjadi karena adanya penurunan hormon testosteron sebagai bagian dari perubahan hormon yang terjadi pada perimenopause.

Terapi hormon bisa menjadi solusi bagi pasien yang mengalami gejala tersebut.

5. Batu ginjal

Batu ginjal sering digambarkan sebagai batu kecil atau kerikil. Namun, serpihan mineral yang dapat terbentuk di saluran kemih ini sangat menyakitkan.

Seiring bertambahnya usia, banyak orang lebih mungkin mengalami dehidrasi. Kondisi itu terjadi bersamaan dengan faktor risiko lain, seperti perubahan pola makan, yang dapat meningkatkan risiko pengembangan penyakit batu ginjal di usia 40 tahun dan seterusnya.

Batu ginjal biasanya dapat lewat dengan sendirinya. Namun, pada beberapa kasus, pasien mungkin perlu melalui prosedur pembedahan untuk menghilangkannya.

Menurut Ramin, kondisi ini lebih sering terjadi pada pria.

6. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Baik pria maupun wanita sama-sama berisiko mengalami banyak infeksi ketika menginjak usia 40 tahun.Bagi wanita, risiko ISK meningkat karena dinding vagina menipis dan terjadi perubahan pH vagina yang menyertai penuaan.

Rekomendasi pengobatan ISK bisa menggunakan antibiotik. Sementara untuk pencegahan, pastikan tubuh tetap terhidrasi dan selalu buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim.

Sedangkan pria memiliki peningkatan risiko infeksi prostat ketika menginjak usia 40 tahun, terutama jika memiliki gaya hidup yang kurang gerak.

Gejala infeksi prostat antara lain rasa sakit di testis dan sekitar anus, atau bisa di mana saja, seperti tulang panggul dan pusar.

Penderita infeksi prostat juga lebih sering buang air kecil atau adanya rasa terbakar ketika buang air kecil.

7. Osteoarthritis

Menurut ahli bedah ortopedi tangan dan ekstremitas atas dari Badia Hand to Shoulder Center, Alejandro Badia, MD, memasuki usia 40 tahun, risiko osteoarthritis meningkat.

Ketika tulang rawan di sekitar persendian menipis, rasa sakit dan ketidaknyamanan mungkin dialami oleh penderitanya.

Umumnya, masalah ini diawali dengan rasa sakit di tulang belakang leher, pinggul, lutut, dan sendi tertentu, seperti ibu jari, terlebih pada wanita.

Osteoarthritis adalah bentuk arthritis yang paling umum. Cara terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan seimbang serta melakukan latihan angkat beban.

8. Hipertensi

Ketika memasuki usia 40 tahun, dokter mungkin akan mengingatkan beberapa orang tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Hipertensi penting untuk dikelola demi mencegah penyakit, seperti serangan jantung dan stroke.

Menurut kardiolog dari MemorialCare Heart & Vascular Institute, Sanjiv Patel, MD, mengurangi stres adalah salah satu hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengelola tekanan darah.

Strategi penting lainnya untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah mengurangi asupan natrium, menerapkan pola makan sehat, dan olahraga rutin.

9. Disfungsi ereksi

Banyak pria di usia 40 tahun mulai merasakan penurunan kemampuan untuk menjaga ereksi.

Ini biasanya terjadi menyertai kondisi kesehatan lain, seperti obesitas, hipertensi, atau sindrom metabolik. Semuanya bisa meenyebabkan penurunan aliran darah ke penis.

Kondisi ini bisa menantang bagi pasangan suami istri.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah memperluas definisi ''keintiman''. Misalnya, alih-alih fokus pada penetrasi, lebih baik fokus melakukan stimulasi seksual lain.

Ini dapat mengurangi tekanan pada pria sekaligus menambah kepuasan fisik dan emosional pasangan.

10. Sakit punggung bagian bawah

Sebetulnya, sakit punggung bisa saja terjadi sebelum usia 40 tahun. Namun, kondisi ini cenderung menyerang orang-orang yang lebih dewasa.

Beberapa studi menemukan, 70 persen orang tua yang lebih tua mengalami sakit punggung rutin.

11. Kanker kulit

Menurut dokter kulit dan ahli bedah kulit di New York City, Michelle Henry, MD, kanker kulit adalah salah satu masalah utama yang sering ditemukannya pada pasien seiring bertambahnya usia.

Karsinoma sel basal dan sel skuamosa disebabkan oleh paparan sinat matahari kumulatif. Begitu pula melanoma yang disebabkan oleh paparan sinar matahari dan faktor genetik.

Untuk mencegahnya, cobalah memeriksakan diri ke dokter jika menemukan adanya tahi lalat baru.

"Kekhawatiran kami tentang tahi lalat baru meningkat setelah usia 40 tahun karena adanya risiko melanoma yang lebih tinggi," ujar Henry.

Selain itu, rutin menggunakan tabir surya ketika bepergian ke luar rumah juga menjadi tindakan pencegahan yang disarankan.

12. Depresi atau kecemasan

Tantangan kehidupan yang dialami seiring bertambahnya usia bisa sangat melelahkan sehingga risiko depresi meningkat.

Kebanyakan masalah kesehatan mental muncul di usia dewasa sebelum usia 40 tahun.

Namun, menurut psikolog klinis, psikoterapis, dan direktur asosiasi psikiatri rawat jalan di New York City, Anthony P DeMaria, PhD, tantangan kehidupan yang dialami seiring bertambahnya usia bisa sangat melelahkan sehingga risiko depresi meningkat.

Misalnya, kecemasan finansial, orangtua yang menua, membesarkan anak, hingga penampilan fisik.

Semua itu bisa menjadi stressor yang memperburuk masalah mendasar, seperti depresi dan kecemasan.

Mencegah lebih baik daripada mengobati, termasuk bercerita kepada teman atau profesional medis ketika menemui masalah.

13. Stroke

Menurut sebuah studi 2011 di Journal of American Geriatrics Society, risiko stroke berlipat ganda setiap dekade setelah usia 45 tahun.

Artinya, ketika menginjak usia 40 tahun, sudah saatnya mulai memerhatikan faktor risiko kesehatan.

Untuk mencegah stroke, beberapa upaya yang dapat dilakukan termasuk berhenti merokok, mencegah tekanan darah tinggi, dan menghindari gaya hidup kurang gerak.

Menurut sebuah studi dari Columbia University, bahkan aktivitas fisik santai sekalipun dapat memangkas risiko terkena stroke.

14. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 adalah ketika tubuh memproduksi insulin namun tidak menggunakannya secara efektif.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, ada beberapa faktor risiko diabetes tipe 2 yang dapat dikendalikan, termasuk mencegah obesitas.

Namun, ada pula beberapa faktor yang tidak dapat dikendalikan, termasuk usia.

15. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)

PPOK adalah kondisi yang disebabkan oleh zat eksternal, seperti asap, yang mempengaruhi kerja paru-paru dan membuat kita sulit bernapas.

Ini adalah kondisi yang disebabkan oleh zat eksternal, seperti asap, yang mempengaruhi kerja paru-paru dan membuat kita sulit bernapas.

Meskipun PPOK sering ditemukan di komunitas geriatri, ssebuah studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam jurnal JAMA mencatat bahwa pengobatan pasien PPOK yang lebih tua sangatlah menantang.

Sebab, kondisi seperti osteoporosis lebih umum terjadi pada individu di atas 40 tahun.

Meski angka kasus PPOK menurun dari tahun ke tahun, angka PPOK pada wanita tidak berkurang secara signifikan sejak 1999.

Namun, pria berisiko 9 persen lebih tinggi mengalami PPOK daripada wanita.***