PEKANBARU - Pasca ditangkapnya pelatih kepala dayung Riau berinisial MY yang diduga sebagai pelaku pelecehan seksual terhadap empat bocah laki-laki dan dua remaja perempuan. Pengprov PODSI Riau mengaku akan melakukan evaluasi internal.

Hal itu dikatakan Ketua Pengprov PODSI Riau, Mursini kepada awak media usai mengunjungi MY yang saat ini ditahan di Mapolresta Pekanbaru, Rabu (21/11/2018). "Ya, kita tentu akan lakukan evaluasi internal," ucapnya.

Mursini melanjutkan, evaluasi ini dilakukan agar hal serupa yang jelas mencoreng prestasi olahraga Riau, khususnya cabang olahraga (cabor) dayung tidak terulang kembali dan ini juga menjadi pembelajaran untuk lebih selektif memilih pelatih untuk membina para atlet.

Meski begitu, Bupati Kuantan Singingi (Kuansing) itu menegaskan, perihal penangkapan MY ini tidak akan menggangu proses latihan dan persiapan atlet dayung Riau untuk menghadapi Porwil 2019 dan juga PON 2020.

"Kita pastikan, peristiwa ini tidak sampai menggangu latihan dan persiapan atlet untuk memantapkan diri menghadapi Porwil 2019 dan juga PON 2020," tuturnya.

Memang, saat ini prestasi dari atlet dayung Riau memang sedang bersinar. Beberapa kejuaraan terakhir tingkat nasional dilalui dengan prestasi yang cukup membanggakan dengan torehan medali emas.

Tidak hanya tingkat nasional, salah satu atlet dayung Riau yang turun pada ajang Asian Games 2018 juga sukses menorehkan prestasi membanggakan dengan peraihan medali emas untuk Indonesia dan juga Riau.

Tentu dengan adanya kasus pelecehan seksual menyimpang yang diduga dilakukan oleh oknum pelatih kepala itu jelas membuat prestasi para atlet dari cabor andalan Riau ini pun seolah sirna. Ditambah para korban merupakan anak di bawah umur yang kini mengalami trauma berat. ***