DURI - Pihak keluarga pasien kembali mengeluhkan pelayanan Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Duri yang diduga asal-asalan memberikan keterangan medis pasien. Seperti yang dialami kakek Omar, belum lama ini. Dari hasil Ronsennya yang dilakukan oleh dokter Radiologi RSUD Duri, dia divonis menderita TB Aktif (TBC).

Dikatakan Sari, anak dari pasien tersebut, saat ayah nya memeriksa kesehatan untuk syarat calon jamaah haji di RSUD Duri sekitar dua bulan lalu, Dokter Radiologi disana membacakan hasil ronsen bahwa ayahnya terkena TB Aktif. Dan disarankan untuk meminum obat yang hanya bisa didapatkan di Puskesmas setempat.

Atas saran tersebut, ayahnya pun pergi ke Puskesmas Kecamatan Mandau namun saat dicek dahak hasilnya negatif. Untuk memastikan kembali dua hasil yang berbeda tersebut, pihak keluarga kembali membawa kakek Omar untuk melakukan cek kesehatan di Puskesmas Balai Makam, hasilnya juga negatif.

Namun herannya, pasien yang semua memeriksakan kesehatannya di RSUD Duri ini malah dipaksa minum obta TBC oleh Dokter di Puskesmas Balai Makam. "Waktu kita lihatkan hasil ronsen yang dari RSUD Duri itu, dokternya langsung bilang harusnya ayah kami udah minum obat TBC ini," kata Sari mengingat kembali apa yang disampaikan dokter di Puskesmas Balai Makam itu.

Curiga bahwa ayahnya jadi korban malpraktek, Sari kembali membawa ayahnya melakukan pemeriksaan ke RS Awal Bros Pekanbaru dengan Dokter Spesialis Paru. Hasil pemeriksaan terakhir ini lah yang membuat keluarga besar Kakek Omar meradang. Mereka kesal karena ayah mereka dijadikan korban mal praktek sejumlah oknum dokter yang ada di Mandau ini.

"Hasil dari RS Awal Bros itu juga negatif. Berarti 3 kali diperiksa dahak, hasilnya negatif. Di ronsen ulang juga di RS Awal Bros, malah dokternya menyebutkan ayah kami sehat dan sangat sehat. Mau diperiksa seratus kalipun tetap hasilnya negatif kata dokter spesialis paru RS Awal Bros itu," kata Sari lagi geram.

Sebelum memeriksakan kesehatan ayahnya di RS Awal Bros, tambah Sari, sang ayah seperti sudah terkena psikologisnya karena divonis terkena TB Aktif. Setiap hari tidak memiliki semangat hidup, berdiam diri dirumah tanpa aktivitas, merasa sering sakit pada bagian tubuh setelah minum obat, seperti sakit pinggang, lemas, sakit perut, sakit pinggang dan panas.

"Kita kasihan juga lihat orang tua seperti itu, makanya kita bawa lagi ke dokter spesialis di Pekanbaru. Alhamdulillah, hasilnya membuat kami lega. Ayah kembali bersemangat, sudah mau beraktivitas, sudah mau ke masjid. Sekarang ayah juga sudah tidak minum obat lagi," imbuh Sari didampingi Suaminya Andre kepada GoRiau.com, Kamis (28/4/2016).

Sementara itu, Direktur RSUD Duri, Dr Ersan saat dikonfirmasi perihal tersebut, menyarankan agar pasien yang bersangkutan mencoba melakukan pemeriksaan medis lagi ke RSUD Duri. Dan jika pasien masih kurang puas dengan hasil pemeriksaan dokter RSUD Duri, maka pihak RSUD Duri siap duduk bersama dengan dokter di RS Awal Bros untuk menjelaskan kondisi kesehatan pasien berdasarkan hasil pemeriksaan masing-masing.

"Bisa jadi setelah meminum obat selama sebulan itu, pasien sembuh dari TB nya. Meski pasien dinyatakan sehat oleh Dokter Rumah Sakit Swasta, pasien yang bersangkutan tidak bisa meminta dokter atau pihak RSUD untuk merubah rekap medisnya dengan membawa hasil pemeriksaan dokter luar. Namun jika pasien bersedia diperiksa dan hasilnya memang negatif, baru pihak RSUD mengeluarkan surat keterangan rekap medis yang akan digunakan pasien untuk calon jamaah haji," kata Ersan saat dikonfirmasi GoRiau.com.***