TELUKKUANTAN - Jauh sebelum dilantik sebagai pemimpin di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, Drs. H. Mursini, Msi dan H. Halim berkomitmen untuk menjadikan daerah ini unggul, sejahtera dan agamis di Riau.

Kini. Hari ini, 1 Juni 2019, genap tiga tahun kepemimpinan Mursini - Halim di negeri yang terkenal dengan budaya pacu jalur ini.

Lantas, sudah sejauh mana mereka membangun dan mewujudkan visi misi Kuansing yang unggul, sejahtera dan agamis itu?

Mengukur kinerja Mursini - Halim harus dilihat dari aspek capaian indikator sasaran daerah yang merupakan perwujudan visi misi Kuansing 2021. Dari data yang disajikan Bappeda Litbang, tergambar hal-hal berikut.

Dalam hal tata kelola pemerintahan, Mursini - Halim mampu menata pemerintahan yang baik dan bersih dalam rangka menciptakan iklim investasi yang kondusif. Hal ini tergambar dari nilai akuntabilitas yang pada tahun 2017 meraih nilai CC meningkat menjadi B pada tahun 2018.

Prestasi yang tak kalah membahagiakan adalah, Mursini - Halim mampu mempertahankan opini WTP dari BPK RI atas laporan keuangan tahun 2018. Level maturitas SPIP pun mengalami peningkatan dari 1 ke 3.

Masyarakat Kuansing pun puas dengan pelayanan publik. Pada tahun 2018 lalu, Indeks Kepuasan Masyarakat hanya ditargetkan 80 dan hasilnya adalah 90. Untuk 2019, target poinnya adalah 90.

Mursini - Halim pun sudah menerapkan sistem perencanaan berbasis e-planning. Hal ini, tentu berdampak pada pembangunan yang terencana, terkoordinasi dan sinergitas.

Berkenaan dengan kapasitas keuangan daerah dan pembiayaan pembangunan daerah, yakni meningkatkan kapasitas fiskal daerah, Mursini - Halim mampu melampaui target. Seperti pada tahun 2017, targetnya hanya 40 persen dan tercapai 47,17 persen.

Pada tahun 2018, target pendapatan asli daerah 50 persen dan tercapai 55 persen. Untuk 2019, target PAD adalah 55 persen dan Mursini - Halim optimis melampaui target.

Mursini - Halim juga gencar melakukan kerjasama antar pemerintah, masyarakat dan dunia usaha serta perguruan tinggi. Itu dilakukan untuk merespons kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2018, Mursini - Halim menargetkan 14 MoU dan tercapai 18.

Menurut Mursini, MoU ini tidak hanya sekedar MoU, tapi memberikan keuntungan bagi masyarakat Kuansing. Sebab, Mursini - Halim bercita-cita mewujudkan kemitraan dan sinergitas antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan daerah.

Dari aspek kesehatan masyarakat, kini sudah 90 persen Puskesmas dengan pelayanan yang berstandarisasi. Kasus angka kematian bayi dan ibu pun mampu ditekan dalam kurun waktu tiga tahun ini.

Untuk pendidikan, awal-awal Mursini - Halim memimpin, memang prestasinya rendah. Hal itu tergambar dari hasil UN tingkat SMP sederajat. Namun, pada tahun 2019 ini, kualitas pendidikan Kuansing berada pada urutan kedua di Riau. Ini sekaligus menjadi kado terindah untuk Mursini - Halim.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Kuansing dalam kurun waktu tiga tahun cendrung meningkat. Seperti tahun 2017, targetnya adlah 0,88 persen dan tercapai 4,43 persen. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kuansing mencapai 4,52 persen. Angka ini jauh di atas Provinsi Riau.

Kendati demikian, laju pertumbuhan ekonomi Kuansing bertolak belakang dengan tingkat pengangguran terbuka. Pada 2017, pengangguran di Kuansing mencapai 6,50 persen dan pada tahun 2018 mencapai 5,53 persen. Persentase itu masih berada di bawah Provinsi Riau.

Upaya Mursini - Halim untik mengelola lingkungan hidup yang berkelanjutan dan penanggulangan bencana alam, kebakaran hutan mulai membuahkan hasil. Dimana, luas lahan kritis di Kuansing pada tahun 2018 seluas 68,9 ribu hektare. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan pada tahun 2017, yakni 84,6 ribu hektare.

Di lihat dari infrastruktur jalan, proporsi jalan dalam kondisi baik selalu meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2017, targetnya adalah 0,34 persen dan Mursini - Halim mencapai 0,41 persen. Begitu juga pada tahun 2018, targetnya 0,36 persen dan tercapai 0,38 persen.

Dalam pengembangan pariwisata, Mursini - Halim bersama Sekda Dianto Mampanini komit dalam menggali dan mengembangkan potensi pariwisata, baik pariwisata alam maupun budaya. Untuk budaya pacu jalur, tahun ini seluruh arena pacu jalur sudah memiliki tribun finish.***