JAKARTA - Meski perusahaan Anthropic mengakui bahwa artificial intelligence (AI) bisa memusnahkan manusia, justru saat ini mereka semakin berkembang. Perusahaan rinstisan atau startup ini dilaporkan telah mendapatkan pendanaan sebesar USD 2 miliar atau sekitar Rp 31,8 triliun dari Google.

Investasi dari Google ini menyusul satu bulan setelah Amazon menginvestasikan USD 4 miliar - bila dikonversikan menjadi Rp 63,3 triliun- di Anthropic. Dengan sokongan dana tersebut, Anthropic akan terus mengembangkan, menyempurnakan dan mengendalikan AI bersama dengan saingannya Google, Microsoft (pendukung utama OpenAI), dan Amazon.

Dario Amodei CEO dan salah satu pendiri Anthropic mengatakan, pada awal pekan ini bahwa AI memiliki peluang 10% sampai 25% untuk menghancurkan umat manusia. Amodei diketahui dulunya menjabat sebagai wakil presiden penelitian OpenAI.

"Ada sesuatu yang salah dalam skala peradaban manusia mungkin berkisar antara 10-25%. Itu berarti ada kemungkinan 75% hingga 90% bahwa teknologi ini dikembangkan dan semuanya berjalan baik-baik saja," ujar Amodei saat podcast Logan Bartlett Show.

Dalam perjalanan Anthropic, semuanya tidak selalu berjalan mulus. Anthropic sempat digugat oleh Universal Music Group dan label rekaman besar lainnya pada 18 Oktober 2023. Dalam gugatan diklaim Anthropic telah menggunakan alat AI-nya untuk mendistribusikan lirik dengan hak cipta tanpa kesepakatan lisensi.

"Penyalinan ke penyimpanan untuk digunakan dalam pelatihan AI kemungkinan merupakan kasus pelanggaran yang jelas. Pengadilan akan menjatuhkan hukuman pada perusahaan tersebut untuk menghentikannya," kata Jason Peterson CEO GoDigital Media Group, perusahaan media dan teknologi yang berfokus pada manajemen hak kekayaan intelektual, kepada Axios. ***