BENGKALIS - Tim Matahari Sastra Riau akhirnya sampai di SMAN 2 Bengkalis pada Sabtu (23/9/2017). Pihak sekolah menyambut kedatangan kafilah sastrawan Riau tersebut dengan ramah dan sambutan meriah, dimulai dengan upacara penyambutan dan tari persembahan. Kemudian disuguhkan penampilan pencak silat dan baca puisi serta lantunan lagu dari beberapa siswa/i.

Kegiatan ini dimulai dengan sambutan Kepala Sekolah SMAN 2 Bengkalis, Drs Sabar. Pihak sekolah menyambut senang dan gembira kegiatan ini karena belum pernah dilakukan di sekolah tersebut selama ini. Beliau menyampaikan bahwa persiapan menyambut kedatangan sastrawan Riau tersebut sudah dipersiapkan sedemikan rupa.

''Alhamdulillah, dengan adanya kunjungan Tim Matahari Sastra Riau yang selama ini belum pernah dilakukan, kami keluarga besar SMAN 2 Bengkalis sangat senang sekali. Kami dari pihak sekolah sudah mempersiapkan menyambut kehadiran tim ini, dan kami kondisikan hari Sabtu ini. Mudah-mudahan anak-anak kita termotivasi untuk berkreasi di bidang seni dan sastra,” ujarnya.

Griven H Putera selaku koordinator Tim Matahari Sastra Riau mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah dan kepada sastrawan Musa Ismail khususnya yang telah menjembatani kegiatan tersebut. Griven juga mengucapkan terima kasih kepada semua sastrawan yang berkenan tampil pada hari itu.

Menurut Griven, kegiatan ini dimaksudkan untuk memasyarakatkan sastra dan memperkenalkan sastrawan kepada pelajar serta khalayak. Selain itu, ini dilaksanakan dalam rangka menanamkan nilai sastra bagi generasi muda karena mereka bakal menjadi pemimpin di masa depan.

''Syukur-syukur ada yang mau jadi sastrawan. Kalaupun tidak, nilai sastra sejatinya diterapkan mereka dalam membangun bangsa. Dahulu para pejabat kita banyak yang sastrawan, seperti Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr Daoed Joesoef, Prof Nugroho Notosusasanto, Prof Fuad Hasan. Mereka itu penyelenggara negara yang juga merupakan sastrawan,'' ungkapnya.

Sementara Musa Ismail ketika mendedahkan proses menulisnya pada acara Talkshow Sastra, kepada hadirin sastrawan prolifik ini menyampaikan beberapa hal, di antaranya bahwa untuk menjadi penulis atau sastrawan sebenarnya tidak diperlukan bakat. ''Konsepnya menulis, menulis, menulis dan bersabar. Saya sebanyak 17 kali mengirim ke media. Pada yang ketujuh belas baru dimuat. Setelah itu selalu dimuat,'' ungkap sastrawan nasional asal Riau ini.

Pada kesempatan itu ia berpesan juga kepada yang hadir agar menyediakan waktu untuk menulis setiap hari.   

Kegiatan ditutup dengan pembacaan puisi semua sastrawan. Tampil pada waktu itu TM Sum (Sastrawan Dosen Unilak), Musa Ismail, Mohd Nasir, Griven H. Putera, Marzuli Ridwan, Irwan Safari, Zamhir Aripin, Eko Ragil Arrahman, Muhammad de Putra, Jasman Bandul, Tengku Fauzi atau Lingga Sakti serta Saiful Anas yang merupakan Pembina Komunitas Gemar Menulis Bandul. ***