PEKANBARU - Sebanyak 18 orang, di mana 13 dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) serta lima lainnya dari pihak swasta ditetapkan sebagai tersangka kasus Korupsi proyek pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tunjuk Ajar Integritas, di Jalan Ahmad Yani Pekanbaru.

Bahkan satu tersangka diantaranya berinisial RM, resmi mengenakan rompi Oranye dan ditahan oleh pihak Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejati Riau, pada Senin (20/11/2017) sore tadi. Sedangkan 17 tersangka lainnya, masih dalam proses, mulai dari pemeriksaan hingga nantinya Tahap II (Pelimpahan, red).

Pertanyaannya, dari sekian banyak tersangka yang terseret, siapakah aktor utama alias dalang dalam Korupsi tersebut? Menanggapi itu, Asisten Tindak Pidana Khusus Kejati Riau Sugeng Riyanta pun buka suara. Ia menegaskan, bahwa itu akan terungkap saat proses persidangan nanti.

"Soal itu (Siapa aktor utama, red), saya fikir tidak perlu disampaikan di sini, nanti dalam berkas dakwaan, berkas yang dilimpah ke pengadilan kan akan muncul, sabar. Yang jelas menurut KUHP tidak dikenal namanya pelaku utama, pelaku tidak utama," yakin mantan Kajari Mukomuko tersebut.

"Itu pasal 55 KUHP itu menyatakan bahwa orang yang melakukan dan turut serta melakukan perbuatan. Tentang kualifikasi perbuatannya apa dan bagaimana, tentu itu menjadi substansi, yang nanti di pengadilan akan diketahui. Oh siapa melakukan apa pasti akan diketahui," pungkas dia.

Untuk diketahui, penetapan 18 tersangka dalam kasus Korupsi tersebut terbilang fantastis. Tidak cuma itu, jumlah saksi yang diperiksa pun sangat ramai, di mana Kejati Riau menyebutkan, ada 52 orang saksi yang dipanggil dan dimintai keterangannya oleh penyidik.

Ditambah dengan penyitaan surat dan dokumen yang jumlahnya terbilang banyak, mulai dari proses perencanaan, pengadaan, pelaksanaan pengerjaan, hingga proses pembayaran.

Adapun inisial 18 tersangka ini antara lain, mantan Kadis Ciptada berinisial DAS, Kabid di Dinas Ciptada (Saat itu, red) berinisial HR (Selaku kuasa pengguna anggaran) dan Z. Lalu Ketua Pokja berinisial IS dan empat anggotanya, yakni RM, DIR, H dan H.

Kemudian tersangka berinisial A selaku ketua tim PHO beserta empat anggotanya berinisial S, A, R dan ET.Sementara lima tersangka lainnya dari pihak swasta berinsial K selaku Direktur PT BRL, tiga orang konsultan pengawas berinisial RZ, RM dan AA, serta seorang lainnya ZJB. ***