PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru mengakui kekurangan alat masih menjadi kendala dalam tugas memadamkan kasus kebakaran. Menurut Kepala BPBD Kota Pekanbaru Burhan Gurning, alat atau mesin yang mudah diangkat ke lokasi saat ini masih terbatas.

"Kalau kebakaran lahan, kadang kita terkendala sumber air dan sulitnya akses ke lokasi. Kita sampai sekarang cuma punya 4 unit mesin, padahal harusnya tiap kecamatan ada 2 unit," ujarnya.

Sementara itu, tercatat jumlah kebakaran di Kota Pekanbaru selama 2018 ada 263 kasus. Sebagian besar atau sekitar 60 persen adalah kebakaran gedung dan 40 persen lagi kebakaran lahan.

"Ada 163 kasus, dan sekitar 60 persen itu kebakaran di gedung," terangnya.

Tidak hanya mesin, pihaknya juga mengaku masih membutuhkan tambahan kendaraan roda tiga menjangkau lokasi kebakaran gedung yang biasanya dipadati masyarakat, dan anggota.

"Sama dengan kebakaran lahan, kebakaran gedung juga sulit diakses karena pasti banyak orang. Maka itu, kita butuh tambahan kendaraan roda tiga dan petugas, karena satu mobil harusnya ada 6 orang, tapi kita cuma punya 4," jelasnya.

Burhan melanjutkan, masyarakat Pekanbaru juga masih kurang familiar terhadap tabung racun api untuk memadamkan kebakaran di gedung. Padahal tabung api sangat efektif dan efisien untuk digunakan.

"Jika punya tabung api langsung dimatikan. Tapi masyarakat kurang familiar dengan tabung api, kita selalu imbau gunakan tabung api," kata dia. ***