PEKANBARU, GORIAU.COM - Kekejaman manusia terhadap satwa dilindungi negara kian menjadi-jadi. Organisasi lingkungan global, "World Wildlife Fund (WWF)" mencatat sebanyak 13 ekor gajah liar yang berada di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) ditemukan mati sepanjang 2013.

"Rata-rata kematian gajah di Tesso Nilo akibat dibunuh dengan cara diracun. Namun hingga saat ini, tidak ada perkaranya yang sampai ke persidangan," kata Humas WWF Riau, Syamsidar, kepada wartawan di Pekanbaru, Selasa siang (31/12/2013).

Jumlah itu menurut dia, masih yang ada di Tesso Nilo saja dan belum termasuk temuan bangkai gajah di sejumlah wilayah lainnya di Riau. WWF sejak beberapa tahun terakhir hanya fokus pada kawasan TNTN mengingat luasa habitat yang tersisa cukup besar.

Kemudian, kata dia, kawasan TNTN juga terdapat dua kantung gajah yang merupakan terbesar di Riau. Tesso Nilo adalah sebuah taman nasional yang terletak di Provinsi Riau dan diresmikan sejak 19 Juli 2004 dengan luas lahan sebesar 38.576 hektare.

Kawasan yang masuk wilayah taman nasional ini adalah kawasan bekas Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu, namun hingga kini di sekelilingnya masih terdapat kawasan HPH.

Menurut catatan bahwa di TNTN pada sepuluh tahun lalu masih terdapat 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku, 107 jenis burung, 23 jenis mamalia, tiga jenis primata, 50 jenis ikan, 15 jenis reptilia dan 18 jenis amfibia.

Sementara untuk gajah, demikian Syamsidar, diprediksi hanya tersisa sekitar 150 hingga 200 ekor saja. Kematian gajah liar di TNTN menurut dia merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan kematian gajah sumatera di kawasan hutan Riau lainnya.

Kejadian yang cukup menggemparkan, demikian Syamsidar, yakni kematian dua ekor gajah sumatera di dalam Taman Nasional Tesso Nilo pada Mei 2013. WWF mencatat, dua bangkai gajah tersebut, satu diantaranya masih anak dan satu lagi induk betina yang kemungkinan besar masih satu kelompok.

Humas WWF Program Riau, Syamsidar, mengatakan bahwa dua gajah malang tersebut kemungkinan mati akibat diracun. Menurut dia, satu bangkai gajah yang baru ditemukan masih sangat muda karena diperkirakan berusia lima tahun.

Anak gajah jantan itu masih memiliki gading lengkap ketika ditemukan dan langsung diamankan di Balai Taman Nasional Tesso Nilo.

WWF menyatakan, bahwa saat ini keberadaan gajah liar di kawasan TNTN mulai terancam punah akibat maraknya perambahan dimana kawasan habitat hewan "bongsor" itu beralihfungsi menjadi lahan perkebunan dan hutan tanam indistri (HTI). "Sebaiknya ada upaya hukum tegas terhadap para pelaku pembunuh gajah-gajah tersebut agar memberikan efek jerah di kemudian hari untuk gajah-gajah sumatera tetap utuh," demikian Syamsidar.(fzr/ant)