JAKARTA - Setelah melakukan perjalanan sekitar tiga hari dua malam, rombongan mudik basamo warga Kampar Jakarta akhirnya tiba di Pekanbaru, Jumat (31/5/2019) siang.

"Alhamdulillah, kita rombongan mudik basamo tiba di Kota Pekanbaru hari ini," ujar Alwi salah satu pegawai Perum Jamkrindo asal Kampar.

Untuk diketahui, rombongan mudik yang menggunakan dua bus ini, berangkat dari Jakarta pada hari Rabu (29/5/2019) lalu. Acara mudik basamo tersebut, berkat bantuan Perum Jamkrindo yang memberikan sarana berupa dua armada bus.

"Ini merupakan bentuk dari kepedulian kita terhadap masyarakat Riau khususnya warga Kampar Riau yang ingin mudik namun terkendala dengan harga tiket pesawat yang mahal," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, mudik basamo tersebut disambut antusias warga, dikarenakan harga tiket pesawat tergolong mahal hingga menyentuh angka Rp6 juta sekali terbang.

"Kami sepakat mudik basamo (Mudik Bareng), menggunakan bus. Alhamdulillah kita ada sponsor dari Perum Jamkrindo yang memberikan armada sebagai sarana mudik bareng," ujar Yusnir salah satu warga Kampar di Jakarta, Sabtu (30/5/2019).

Berbeda dengan tahun lalu, masyarakat Kampar dan Pekanbaru memilih untuk tidak merepotkan Pemprov Riau dalam agenda mudik tahun 2019 ini. "Bantuan bus dari Pemprov memang ada, tapi itu untuk adik-adik mahasiswa saja yang selama ini menghuni asrama Mahasiswa di Lenteng Agung," tandasnya.

Jumlah perantau yang pulang basamo lewat jalur darat tahun ini memang ada peningkatan cukup signifikan yang dipengaruhi oleh mahalnya harga tiket pesawat."Kita berangkat dengan dua armada bus, sekitar 200 orang. Start dari Kemayoran tanggal 29 Meio 2019 siang," tukasnya.

Dengan acara mudik bersama melalui jalur darat ini, sejumlah warga Kampar di Jakarta mengaku lebih senang dan bisa berbagi dengan para pedagang yang ada saat pemberhentian bus. Pedagang kuliner diprediksi paling diuntungkan meski sebagian besar hanya untuk sahur, berbuka dan istirahat malam.

Tempat peristirahatan atau rest area akan menjadi kebutuhan mutlak bagi rombongan perantau dan menjadi titik interaksi bagi sektor perdagangan. Selain itu, menurut salah satu Mahasiswa asal Kampar, Rasul mengatakan, daerah tujuan wisata yang berada dekat di pinggir jalan lintas juga bisa menjadi pilihan rombongan perantau untuk berhenti melepas penat sejenak.

"Kalau naik pesawat memang lebih cepat sampai gak sampai dua jam. Tapi gak bisa nikmati pemandangan," pungkasnya.***