BAGANSIAPIAPI - Aktifitas PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Pager GS diduga menjadi penyebab matinya ribuan ikan keramba milik Kelompok Budidaya Ikan (Pokdatan) Ulak Ajo Jatuh di Kepenghuluan Teluk Mego, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir Riau.

Warga sudah sempat melaporkan kepada pihak Chevron, dan pihak Chevron sudah mengambil sampel. Sayangnya, setelah beberapa bulan, pihak Chevron tidak juga memberikan hasil uji laboratorium tersebut.

Padahal peristiwa tersebut terjadi pada bulan Juli, Agustus dan September.

Kesal karena pihak Chevron ingkar janji, warga pun melaporkan kasus pencemaran tersebut kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rokan Hilir.

''Warga baru melapor ke kami awal bulan Oktober lalu. Dan kami sudah menindaklanjuti dengan menurunkan tim ke lapangan untuk mengambil sampel,'' ujar Kepala DLH Rohil, Siswandi SSos, Senin (26/10/2020).

Dijelaskan Suwandi, sebelumnya warga tidak melaporkan kejadian tersebut ke DLH, melainkan PT Chevron Pacific Indonesia. Dan pihak Chevron juga sudah mengambil sampel untuk diuji, namun sampai sekarang, hasil tersebut belum juga disampaikan pihak Chevron.

''Mudah-mudahan hasil uji laboratorium kita keluar minggu ini. Apapun hasilnya nanti akan kita umumkan,'' jelas Suwandi.

Diberitakan sebelumnya kelompok budidaya ikan (Pokdatan) Ulak Ajo Jatuh Kepenghuluan Teluk Mego Kecamatan Tanah Putih mengeluhkan matinya ribuan ikan di keramba milik mereka.

Warga menduga ikan tersebut mati karena limbah cair PT CPI dari daerah operasi Pager GS yang mengalir di Sungai Rokan. ***