PEKANBARU, GORIAU.COM - Gubernur Riau (Gubri), H Annas Maamun selalu mengingatkan agar seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) baik provinsi maupun kabupaten/kota di Riau harus menyediakan obat-obat paten serta pelayanan yang maksimal untuk para pasien.

Menurutnya, obat paten biar sedikit mahal asalkan sangat berdampak kepada penyembuhan penyakit para pasien. Sejak dilantik, Gubri Annas Maamun memfokuskan evaluasi terhadap kinerja RSUD Arifin Achmad, mulai dari pelayanan hingga obat-obatan.

Karena selama ini dirinya sudah sangat sering mendapat laporan, keluhan dan pengaduan dari masyarakat terkait pelayanan dan ketersediaan fasilitas untuk berobat. Begitu juga dalam masalah ketersediaan obat-obatan.

Bahkan masyarakat pernah harus membeli dan mencari obat ke luar karena ketersediaan obat di RSUD Arifin Achmad tidak mencukupi. Sesuatu hal yang memalukan untuk RSUD setingkat provinsi.

Untuk merealisasikan instruksi dan keinginan Gubri Annas Maamun tersebut, pihak RSUD Arifin Achmad mengusulkan Rp70 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Riau 2014 untuk pengadaan obat paten.

"Apa yang menjadi keinginan Pak Gubernur juga menjadi keinginan kita bersama. Rumah sakit kita bisa menyediakan obat-obat paten. Mudah-mudahan usulan Rp70 miliar itu bisa disetujui," kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, Anwar Beth.

Karena selama ini, RSUD Arifin Achmad dinilai hanya mengandalkan obat-obat generik, sementara bisa dibilang tidak menyediakan obat paten. Saat ditanyakan daerah mana saja yang sudah menerapkan sistem obat generik, Anwar Beth mengaku tidak mengetahuinya.

"Mungkin barus sedikit di Indonesia, karena selain mahal, juga pengadaan obat-obatan tidak mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat. Pada umumnya masih menggunakan obat-obatan generik," tambah Anwar Beth.

Gubri Annas Maamun cukup kecewa dengan banyaknya laporan dan pengaduan masyarakat mengenai pelayanan dan ketersediaan obat-obatan di RSUD Achmad. Yang lebih disayangkannya, dimana masyarakat yang jauh-jauh datang, hanya mendapatkan obat generik.

Sementara hasilnya bisa dikatakan tidak maksimal. Gubri Annas Maamun merasa semua kondisi tersebut harus diubah secara besar-besaran jika ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RSUD Arifin Achmad.***