PEKANBARU - Putus asa karena terancam tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi sempat menjadi perasaan pahit yang harus dirasakan oleh seorang anak petani karet dari Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, bernama Barlian Syaidi.

Namun, takdir berkata lain. Kini, Barlian yang merupakan sulung dari tiga bersaudara tersebut sudah terbebas dari rasa putus asanya. Sebab, ia berhasil mendapatkan full scholarship dari beasiswa RAPP.

Statusnya kini tercatat sebagai mahasiswa semester dua prodi vokasi Teknologi Pulp dan Kertas jurusan Teknik Kimia Universitas Riau (Unri).

Selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan tersebut, semua kebutuhan Barlian sepenuhnya ditanggung oleh beasiswa dari RAPP tersebut. Mulai dari biaya uang kuliah per semesternya sebesar Rp4,5 juta, uang saku per bulan Rp1,5 juta dan biaya tempat tinggal.

Dengan beasiswa itu, Barlian sudah merasa tercukupi dan tidak perlu membebani ibunya. Apa lagi kini tinggal ibunya saja yang menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ia bersama dua adiknya setelah ayahnya meninggal.

"Saya pernah ikut seleksi beasiswa IPB dan beasiswa RAPP. Yang di IPB tidak lulus, sementara di RAPP belum ada kabar waktu itu. Saya putus asa, karena kalau tidak dapat beasiswa, saya terpaksa kerja dulu. Kalau ada rejeki baru kuliah," cerita Barlian kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Selasa (29/1/2019).

Makanya, ia sangat bersyukur ketika mendapat telepon dari RAPP yang menyatakan bahwa ia lulus full scholarship dan akan dibiayai selama enam semester penuh.

"Saya sempat putus harapan juga karena tidak ada kabar. Apa lagi pihak RAPP baru memberitahu kelulusan saya ini, saat teman-teman saya di kampus lain sudah mulai masuk. Intinya Alhamdulillah," terangnya.

Kisah keberhasilannya meraih beasiswa RAPP ini pun menarik perhatian adik-adik kelasnya dan masyarakat di sekitarnya. Menurutnya, mereka bertanya-tanya mengenai bagaimana pendaftaran dan tahapan seleksi beasiswa tersebut.

"Banyak yang nanya, kok bisa lulus beasiswa RAPP. Saya bilang kepada mereka, saya ikut tes. Ada empat tahapan mulai tes psikologi, akademik, interview, MCU yang harus saya lalui. Saya murni ikut tes dan tidak memiliki keluarga yang bekerja di RAPP maupun orang dalam," tegas alumnus SMAN 1 Kampar Kiri ini.

Pemuda yang sebelumnya bercita-cita ingin bekerja di dinas kehutanan dan WWF ini pun berharap kisahnya dapat menginspirasi anak-anak muda lainnya.

"Pesan saya kepada adik-adik, khususnya yang di Kampar, rajin lah belajar dan manfaatkan tawaran beasiswa yang ada," pungkasnya. ***