JAKARTA, GORIAU.COM - Direktur PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatra, Jawa dan Bali Ngura Adiana memastikan akhir Oktober atau awal November krisis dan defisit listrik di seluruh Sumatra termasuk Provinsi Riau akan bisa diatasi oleh PT. PLN.

"Akhir Oktober atau awal November ini masalah krisis listrik atau defisit listrik di wilayah Sumatra akan bisa kita selesaikan," kata Ngura Adiana dihadapan Anggota DPD, Senin (21/10/2013) di Gedung DPD Senayan, Jakarta.

Direktur PLN Operasional Wilayah Sumatra, Jawa dan Bali Ngura Adiana menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komite I DPD RI di Gedung DPD RI, Senayan, Jakarta yang dipimpin Anggota DPD RI asal Riau Gafar Usman.

Dijelaskan Ngura Adiana, masalah defisit listrik yang terjadi di wilayah Sumatra termasuk Riau disebabkan tingkat pemakaian atau konsumsi listrik mengalami meningkat dari rencana yang tergetkan PLN.

"Defisit listrik yang terjadi di Wilayah Sumatra disebabkan tingginya pertumbuhan dan konsumsi listrik dari yang kita tetapkan," sebutnya.

Pimpinan rapat Gafar Usman dalam rapat dengar pendapat meminta komitmen PLN untuk jaminan bahwa pemadaman listrik di Sumatra termasuk Riau benar-benar terlaksana dan tidak ada defisi lagi.

"Jika papak-bapak mempunyai masalah di daerah terkait masalah kelistrikan ini, DPD bisa membantu PLN dan memfasilitasi," sebutnya.

Sementara itu, Maimanah Umar Anggota DPD asal Riau mengatakan, pesimis PLN bisa menjamin listrik akhir Oktober ini krisis listrik bisa diatasi di Riau. Melihat kondisi listrik di Riau dalam beberapa bulan ini dalam sehari bisa mati empat.

"Saya pesimis sekali masalah krisis listrik di Riau ini bisa cepat diselesaikan, melihat pemasokan dan kendalanya. Apa lagi di Riau dalam satu hari bisa sampai empat kali mati listrik," sebutnya.

Selain itu, PT. PLN juga menyebutkan PLTU Tenayan Raya di Riau dengan kafasitas (2X 110 MW), rencanan akan beroperasi tahap I pada September 2014 dan tahap II akan beroperasi Desember 2014. Dimana katanya, progres pengerjaan sendiri sudah 56,62 persen pekerjaaan konstruksi untuk tahap I dan II.

"Masalah yang sampai saat ini menjadi kendala kita dalam pengerjaan PLTU Tenayan adalah masalah pembebasan lahan, karena sampai saat ini baru 40 Tower yang baru diselesaikan," kata Nasri Sebaya Direktur Bidang Kontruksi PT. PLN. (amd)