PEKANBARU - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Pulau Rangsang Kabupaten Kepulauan Meranti Riau masih terjadi sejak 4 hari belakangan ini. Tim gabungan masih berupaya melakukan pemadaman meski kesulitan sumber air untuk memadamkan api.

"Kendala kita sumber air yang sulit, kebakaran masih terpantau di Desa Sokop, Pulau Rangsang. Kemarin sudah pendinginan, namun cuaca masih terik, hari ini kita lanjutkan," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Meranti, Edy Afrizal, Senin (4/3/2019).

Kebakaran lahan di Kepulauan Meranti mulai sejak awal Maret 2019. Sebelumnya, titik-titik api bermunculan di Pulau Tebing Tinggi, dan melanda perkebunan sagu masyarakat. Setelah titik api di Tebing Tinggi berhasil diatasi, titik api lainnya muncul di Pulau Rangsang, tepatnya Desa Sokop.

Lokasi jauh di pedalaman pulau dan hanya bisa diakses melalui jalur laut dengan menggunakan kapal cepat atau speed boat. Selain sangat sulit sumber air, kendala juga dialami petugas terkait minimnya peralatan seperti mesin penyemprot air.

"Untuk mengatasi sulitnya sumber air, salah seorang anggota Polres Meranti, Bripda Ameldo Fadira sampai harus membuat embung darurat dengan membersihkan belukar di parit," katanya.

Kebakaran di Pulau Rangsang sempat meluas hingga menghanguskan perkebunan kelapa dan sagu masyarakat. Untuk mengatasi titik api di lokasi, Satgas Karhutla Riau bisa mengirimkan bantuan pengeboman air atau water bombing menggunakan helikopter.

"Saya mohon hari ini, kalau bisa water bombing di Pulau Rangsang karena selang tidak bisa jangkau kepala api dan air sangat sulit," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan asap yang ditimbulkan akibat Karhutla di Meranti pada Minggu kemarin mencapai Kota Pekanbaru dan menyelimuti ibu kota Provinsi Riau tersebut sepanjang hari.

Kondisi kabut asap masih tipis dengan jarak pandang 8 kilometer. Kabut asap juga belum mengganggung penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru.

Jumlah titik api di Riau pada Senin hari ini menurun drastis yang hanya tersisa satu titik di Meranti. Angka itu jauh berkurang dibanding 1 Maret 2019 lalu yang kala itu titik api mencapai 31 titik api di Meranti. (gs1)