JAKARTA - Hari ini dunia maya kembali heboh dengan cuitan Mantan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen (Purn) Johanes Suryo Prabowo di Twitter.

Dalam cuitanya tersebut, Johanes membeberkan adanya dugaan perlakuan tidak baik terhadap Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, saat melakukan kampanye di Banyumas Jawa Tengah dan Padang Sumatera Barat beberapa waktu lalu.

Ia mencontohkan, saat pesawat yang ditumpangi Prabowo sempat batal mendarat di Purwokerto, Banyumas.

Gagalnya pesawat tersebut mendarat kata dia, diakibatkan dengan adanya tiga jet tempur yang tiba-tiba melintas."."Info, saat akan menuju Purwokerto (1/4) pesawat yang ditumpangi @prabowo aborted take off karena saat akan take off di ujung runway melintas tiga jet tempur. Pengaduan resmi dan CVR akan disampaikan kepada Dirjen Perhubungan Udara. Tangal (2/4) selesai kampanye di Sumbar tidak dikawal Polri. Itu aja," tulis dia di akun twitternya @marierteman, Rabu (2/4/2019).

Atas kejadian tersebut, orang dekat Prabowo ini berencana akan mengadukannya kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Pada twit selanjutnya, JS Prabowo juga menyampaikan, pesawat yang ditumpangi Prabowo juga sering mengalami keterlambatan yang disengaja.

"Proses mendarat pun sering di perlambat 2 sampai 3 jam sehingga semua jadwal berantakan. Padahal jadwal waktu dan rute penerbangan sudah disampaikan 24 jam sebelum keberangkatan," tulisnya.

Dan perlakuan tidak baik lainnya kata JS Prabowo, terjadi saat kepulangan Prabowo usai berkampanye dari Sumbar. Dimana Prabowo yang seharusnya mendapat pengawalan kepolisian justeru malah ditinggalkan begitu saja.

Sementara itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso juga menanggapi hal tersebut dengan mempertanyakan siapa yang memerintah jet tempur tersebut melintas.

"Pesawat yang ditumpangi Capres Prabowo dihalangi jet tempur di landas pacu? Atas perintah siapa?" tulis Sekjen Partai Berkarya ini di akun twitternya @PriyoBudiS.

Dari penelusuran GoNews.co, pada Sabtu (16/3/2019), helikopter Prabowo dilarang mendarat di Alun-alun Pandeglang. Bupati Pandeglang beralasan, jika Alun-alun tersebut adalah aset negara.

Bahkan Ulama kharismatik Abuya Murthado Dimyati menyebutkan, kebijakan Bupati Pandeglang Irna Narulita sebagai kebijakan gila.

Bupati Pandeglang Irna Narulita menjelaskan soal kebijakan larangan tersebut tak ada hubungan dengan pilihan politik. Irna mengaku hanya jngin menegakan aturan yang tertera dalam Undang-undang nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu.

"Soal beda pilihan enggak masalah itu, saya enggak menggangu 02 maupun 01. Intinya aturan harus dipakai, itu kan aset negara" kata Irna , Minggu (17/3/2019).

Dari keterangan salah satu Tim BPN, keterlambatan pesawat juga dialami Prabowo saat mendarat di Bandara SSK II Pekanbaru Riau.

Namun keterlambatan tersebut tidak dipersoalkan oleh kubu Prabowo, dengan alasan enggan membuat gaduh dan resah masyarakat.***