KAMPAR - Wakil Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H Asmar hadiri Wisuda Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Daarun Nahdhah Thaawalib Bangkinang, sekaligus pemberian ijazah kepada para Santri Angkatan 67 dan 68 Tahun 2021, bertempat di Halaman Ponpes, Minggu (4/7/2021).

Hadir dalam kegiatan itu, Anggota DPR-RI H Syahrul Aidi Maazat Lc MA, Staf Ahli Bupati Kampar, H Zamzami Hasan, Kakanwil Kemenag Provinsi Riau, Dr Fahri MA, Kapolres Kampar, AKBP Muhammad Kholid, Pimpinan Pondok Pesantren Daarun Nahdhah, Drs Rusdinur, Camat Bangkinang, Minda SH, Ketua Baznas Kampar, H Purwadi, Ketua MUI Kampar, Dr H Mawardi Saleh dan lainnya.

Sekedar informasi setiap tahun Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang yang berdiri sejak tahun 1948 tersebut berhasil mencetak ratusan Santri, seperti di tahun 2021 ini sebanyak 329 Santri telah menamatkan pendidikan di Pondok Pesantren yang cukup ternama di Kabupaten Kampar itu. Wisuda Santri ditandai dengan penyerahan ijazah dan penyematan Pin Emas Alumni kepada Santi yang berprestasi oleh pengelola pondok dan mantan Santri Wakil Bupati Kepulauan Meranti, H Asmar.

Keluar sebagai Santi pemuncak periode 2019/2020 diraih oleh Muhammad Hebbi Syauqi dari Bangkinang, dan periode 2020/2021 diraih oleh Rafiq Aslam.

Mengawali sambutannya dalam acara yang dikemas sederhana dengan menerapkan Protokol Kesehatan, Pimpinan Pondok Pondok Pesantren Rusdinur mengucapkan selamat datang kepada Wakil Bupati Meranti H Asmar yang telah berkenan mengunjungi kembali ke Pondok Pesantren yang pernah menjadi tempat dirinya mendalami Al-Quran dan momen ini menurut Rusdinur merupakan waktu yang tepat untuk bernostalgia mengenang masa yang lalu.

Selanjutnya Rusdinur menyampaikan pesan perpisahan kepada para Santi dan orang tua wali, seraya berharap ilmu yang didapat selama belajar di Ponpes Daarun Nahdhah dapat bermanfaat bagi Santri sebagai bekal menjalani hidup dimasa yang akan datang.

Lebih jauh disampaikan Rusdinur, saat ini Pesantren yang didirikan oleh Al-Ustadz Nurmahyuddin 73 tahun silam ini memiliki 1660 Santri yang masih menjadi peserta didik. Proses belajar mengajar diakuinya berjalan dengan baik karena didukung oleh Pemkab. Kampar yang secara konsisten memantau perkembangan pendidikan di Daarun Nahdhah dan ucapan kepada Pemkab Kampar tak lupa disampaikan oleh Rusdinur.

Sementara itu Wakil Bupati Meranti H Asmar yang berkesempatan menyampaikan pidato, mengucapkan terima kasih yang tinggi atas sambutan dari para pengelola Pesantren Daarun Nahdhah. Diceritakannya, Pesantren tersebut pernah menjadi tempat dirinya menggali Ilmu Agama sekitar tahun 1980 silam, dan kenangan itu diakui Purnawirawan Polri ini sangat berharga serta tak mudah untuk dilupakan.

"Alhamdulillah saya pernah menjadi Santri disini, kenangan itu tak bisa saya lupakan karena tempat ini telah memberikan saya Ilmu yang sangat bermanfaat bagi diri dan keluarga," ucapnya.

Selama kurang lebih 2 tahun menimba ilmu dirinya telah mendapat banyak pelajaran berharga mulai dari bahasa Arab juga bahasa Inggris yang telam membentuk karakter dan jati diri hingga menjadi saat ini. Selanjutnya ia berpesan kepada para Santi yang telah menamatkan pendidikan untuk terus mengembangkan ilmu yang didapat jika perlu hingga ke perguruan tinggi dan bekerja nanti, sehingga ilmu yang didapat dapat berguna bagi diri, keluarga dan nusa bangsa.

"Pesan saya kepada Santri yang telah lulus tetap kembangkan ilmu yang didapat sampai ke Perguruan Tinggi agar berguna bagi diri, agama, nusa dan bangsa," pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Wabup H Asmar juga berkesempatan melihat fasilitas yang ada di Pondok Pesantren Daarun Nahdhah sekaligus berbagi informasi terkait pengelolaan sehingga Ponpes ini terus eksis dan berkembang selama puluhan tahun. Informasi yang didapat ini dapat menjadi masukan untuk diterapkan dalam pengelolaan Pondok Pesantren yang ada di Meranti sehingga bisa berkembang dan eksis serta menelurkan Santri yang berkualitas.

Seperti diketahui Pemkab Kepulauan Meranti dibawah pemerintahan H Adil-H Asmar, tengah konsen untuk mengembangkan Pondok Pesantren di Meranti, salah satunya mendorong tiap desa melalui Pemdes untuk menyekolahkan anak-anak desa di pesantren.***