PEKANBARU, GORIAU.COM - Negara ini memiliki sumber daya alam yang sempurna, namun kemiskinan struktural menyebabkan bencana kian menganca. Salah satunya kabut asap dampak kebakaran lahan yang kini telah menjadi musim tahun di Provinsi Riau.

Maka dari itu, solusi paling tepat untuk mengatasi kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau agar tidak terulang setiap tahunnya adalah dengan memberantas kemiskinan struktural itu, serunut pengamat lingkungan dari Universitas Riau, Tengku Ariful Amri kepada pers di Pekanbaru (14/3/2014)."Penegakan hukum benar dapat menganisipasi terjadinya kebakaran lahan yang rata-rata sebenarnya adalah pembakaran. Namun hanya sesaat dan diyakini akan terulang lagi," kata Ariful lagi.Menurut dia, yang paling penting adalah membenahi sumber daya manusia secara merata, terutama yakni upaya pemberantasan kemiskinan struktural."Kalau untuk jangka panjang ini yang harus dilakukan. Sementara penegakan hukum itu tidak akan efektif untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan penyebab kabut asap secara permanen," katanya.Ariful mengatakan, kemiskinan struktural ini terjadi dengan diawali cara berfikir yang keliru. Menurut dia, selama ini pola fikir semua pihak khususnya pemerintah dan masyarakat tidak berorientasi pada esensi manusia sebagai makhluk sosial.Hari ini, demikian Ariful, telah terjadi pengangkangan terhadap masa depan manusia itu sendiri, karena saat ini kebanyakan pihak atau orang hanya berfikir pada sisi ekonomi belaka.Oleh sebab itu, kata dia, karena semua pihak masih fokus pada orientasi ekonomi, maka tidak lagi dilihat hal-hal yang jauh kedepan, khususnya tentang rumah kehidupan.Untuk diketahui, lanjut kata Ariful, bahwa pembangunan berkelanjutan itu hanya bisa dilakukan dengan diawali perencanaan yang matang.Sementara perencanaan yang baik, kata dia, hanya bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan berfikir dengan baik pula. "Nah, kalau kemampuan berfikir kita lemah dan hanya fokus pada perekonomian tanpa berkelanjutan, itulah yang menjadi pangkal kemiskinan struktural itu sendiri," katanya.Jadi, kata Amri lagi, kemampuan berfikir yang lemah, menyebabkan perencanaan ikut lemah danditambah lagi penganggaran yang lemah, maka kehancuran rumah kehiduan itu jelas di depan mata."Semua pihak harus segera menyadari hal ini, dan pemerintah segera bertindak untuk memberantas kemiskinan struktural yang terus 'menggerogot' berbagai kalangan ini. Jangan sampai rumah masa depan kita terberanguskan hanya karena miskin dalam pola fikir dan singkat dalam mengambil sikap," katanya. (fzr/ant)