JAKARTA - Fahri Hamzah memimpin rombongan muhibah DPR RI ke Republik Federasi Brazil di Brasilia selama 4 hari dimulai Rabu (26/9/2018) kemarin.

Selain menjalankan bagian dari fungsi diplomasi DPR, Fahri Hamzah memberikan perhatian khusus kepada tema pembiayaan partai politik dan isu korupsi serta parlemen modern. "Kita tahu Brazil akan menjalani Pilpres dan Pileg awal Oktober nanti dan DPR mendapatkan banyak masukan bagaimana merumuskan regulasi pemilu," kata Fahri.

Selama muhibah, DPR RI akan melakukan tiga pertemuan dengan parlemen Brazil dan satu kali pertemuan dengan Tribunal Superior Eleitoral (TSE) yang merupakan lembaga pelaksana sekaligus pengawasan pelaksanaan Pemilu. Dengan parlemen Brazil, DPR membahas pembiayaan partai politik, peran parlemen dalam penganggaran negara dan modernisasi parlemen.

Brazil akan melaksanakan Pemilu pada 7 Oktober nanti dengan metode pemilihan online bagi warganya. "Indonesia dan Brazil memiliki hubungan sejak Bung Karno yang teman dekat Presiden Brazil Josalino Kubitschek. Secara ukuran juga mirip dengan penduduk diatas 200 juta, sesama negara tropis dan mengandalkan hasil pertanian, peternakan dan tambang," kata Erwin M. Singaruju dari Fraksi PDIP yang ikut muhibah.

Sementara itu, Sutriono (FPKS) yang juga anggota komisi 2 DPR RI menyatakan bahwa paparan dari Parlemen Brazil menjadi bahan pembanding dan masukan terkait Pendanaan Parpol dan Pemilu serta untuk Senator. Suhu politik Brazil makin panas dalam masa akhir kampanye Pilpres. Dilihat ke belakang, pertarungan politik Brazil juga sangat dinamis. Presiden Lula Da Silva diganti suksesornya, Dilma Roussef, wanita pertama di sejarah kepresidenan Brazil yang menjabat sebagai presiden ke-36 sejak 2011.

Dilma dimakzulkan parlemen Mei 2016 dalam kasus Petrobras & Odebrecht (perusahaan infrastruktur multinasional). Pemakzulnya Ketua Parlemen Eduardo Cunha 5 bulan setelahnya ganti dijatuhkan, lalu dipenjara 15 tahun.

Mantan Presiden Da Silva masih sangat populer karena warisan program jaminan sosial saat ia menjabat. Tapi ia divonis 12 tahun April 2018 lalu sehingga tak mungkin berpartisipasi lagi di Pilpres.

Michael Temer, wapres petahana yang menggantikan Dilma sebagai Presiden saat ini, juga telah diancam penyelidikan dan bersiap masuk bui saat turun jabatan sebentar lagi.

Hari ini, ada 13 capres yang bertarung bebas di Brazil, dari parpol maupun independen. Kandidat presiden paling populer untuk 7 Oktober nanti, Jair Bolsonaro, sekarang terkapar.

Ia ditikam tiga kali saat kampanye awal September lalu. Muhibah DPR RI ke Brazil diikuti oleh Erwin M. Singaruju (FPDIP), Fadhlullah (F-Gerindra), Cucun Ahmad (FPKB), R. Alimin Abdullah (FPAN), Refrizal (FPKS), Sutriyono (FPKS) dan Irgan Chairul (FPPP) beserta staf, tenaga ahli dan Badan Keahlian DPR.***