JAKARTA - Hasil SEA Games 2021 Vietnam menjadi bukti paradigma baru olahraga Indonesia dengan program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan keterlibatan Tim Review Percepatan Prestasi Olahraga Nasional Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah membuahkan hasil.

Kontingen Indonesia sukses naik satu peringkat dibandingkan pada pelaksanaan SEA Games 2019 Filipina. Pada SEA Games edisi ke-31 itu, Kontingen Merah Putih yang diperkuat 499 atlet mampu menempati peringkat ketiga dengan mengoleksi 69 emas, 92 perak, dan 80 perunggu. Sedangkan pada SEA Games edisi ke-30, Indonesia yang diperkuat 841 atlet menempati posisi keempat dengan 72 emas, 84 perak, dan 111 perunggu.

Dilihat dari daftar perolehan medali emas memang selisih 3 medali emas. Namun, keunggulan peringkat dan jumlah atlet yang lebih kecil itu telah menunjukkan kinerja Tim Review benar-benar bermanfaat.

Begitu juga dengan klaim Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali yang tentang kesuksesan program DBON dan kinerja Tim Review dalam menentukan jumlah atlet yang diberangkatkan pada SEA Games 2021 Vietnam.

"Dengan komposisi atlet yang lebih sedikit dari saat ke SEA Games Filipina yang mencapai 841 dan di Vietnam ini hanya setengahnya yakni 499 atlet tetapi dengan raihan prestasi berada di peringkat ke-3," kata Menpora Amali.

Wajar jika SEA Games 2021 Vietnam dijadikan ajang mengimplementasikan paradigma baru di dalam pengiriman atlet. Apalagi, Menpora Amali menyebut ke depan akan semakin mengetatkan dengan parameter-parameter yang lebih ketat dalam pemilihan atlet untuk penyesuaian dengan program DBON dengan target Olimpiade.

"Saya tidak ingin lagi terjadi pengiriman atlet dalam jumlah besar seperti sebelumnya. Sebab, SEA Games dan Asian Games itu hanya sasaran antara dan Olimpiade menjadi utama. Ke depan, pengiriman atlet ditentukan melalui parameter yang lebih ketat," katanya.

Menteri asal Partai Golkar ini menguraikan dalam DBON yang menjadi panduan pembinaan termasuk soal pengiriman atlet sesuai rekomendasi Tim Review Kemenpora dimana sport science menjadi pendamping utama.

"Ke depan akan ada pengetatan masalah fisik baik kebugarannya, cederanya dan sebagainya. Jadi, atlet yang tidak siap apalagi cedera tidak akan dikirim. Sebab, atlet yang masih cedera itu bukan hanya tidak bisa tampil maksimal tetapi bisa berdampak buruk terhadap karirnya ke depan," urainya.

Usai SEA Games 2021 Vietnam, Kontingen Indonesia kembali menatap multievent SEA Games ke-32 Kamboja tahun 2023 dan Asian Games di Tiongkok sebagai rangkaian persiapan Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024 mendatang.

"Di 2023 nanti ada SEA Games Kamboja dan Asian Games di Tiongkok. Kita berharap ini akan menjadi satu rangkaian yang akan kita persiapkan sesuai DBON yang menjadi pijakan untuk pembinaan prestasi. Kita berusaha supaya ini menjadi ajang bisa sebagai ajang untuk meloloskan sebanyak mungkin atlet ke Olimpiade Paris 2024," tutupnya. ***