JAKARTA -- Pembubaran organisasi Front Pembela Islam (FPI) oleh pemerintah Indonesia, juga disorot Reuter, salah satu kantor berita internasional yang berbasis di London, Inggris.

Dikutip dari Inews.id, menurut Reuter, keputusan pemerintah melarang FPI semakin membuka peluang meningkatnya ketegangan politik di Indonesia. 

''Larangan (kegiatan FPI) itu muncul setelah kembalinya tokoh spiritual kelompok itu, Rizieq Shihab, dari pengasingan diri di Arab Saudi bulan lalu,'' tulis Reuters dalam berita bertajuk Indonesia's banned Islamic group has seen its influence rising, Rabu (30/12/2020).

''(Kepulangan Rizieq) menyebabkan kekhawatiran di pemerintahan bahwa dia dapat memanfaatkan kekuatan oposisi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), menggunakan Islam sebagai seruan (untuk menggalang dukungan),'' ungkap media Barat itu. 

Dalam berita yang sama, Reuters juga menuliskan sejumlah aktivitas FPI sejak didirikan lebih dari dua dekade lalu. Di antaranya adalah, ormas itu pernah memaksa pembatalan konser Lady Gaga di Indonesia.

Media itu bahkan menuliskan, FPI dalam gerakannya juga mengembangkan reputasi sebagai organisasi yang suka menggerebek tempat-tempat hiburan seperti bar dan rumah bordil.

''Dia (FPI) juga terlibat dalam kegiatan kemanusiaan pascaterjadinya berbagai bencana alam,'' tulis Reuters.

Masih dalam berita yang sama, Reuters mengungkapkan, pengaruh politik FPI kian meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2016, organisasi itu memainkan peran penting dalam gerakan massa untuk memprotes kasus penistaan agama Islam oleh Gubernur DKI Jakarta ketika itu, Basuki Tjahaja Prunama alias Ahok. 

''Namun, demonstrasi pada 2016 yang dipelopori oleh FPI dan kelompok Islam lainnya, menunjukkan agama mengambil peran politik yang semakin menonjol (di Indonesia),'' tulis Reuters.

Bahkan, kata media itu, Jokowi pun sampai-sampai menunjuk ulama senior Ma’ruf Amin sebagai cawapresnya di Pemilu 2019. Langkah Jokowi tersebut secara luas dipandang sebagai upaya sang petahana untuk menarik pemilih dari segmen kelompok Islam.

''Meskipun keputusan untuk melarang FPI secara hukum masuk akal, para analis mengatakan langkah tersebut dapat menjadi bumerang dan hanya mengarah pada perulangan baru.''***